Mohon tunggu...
Johanes Marno Nigha
Johanes Marno Nigha Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar

Sedang Senang Menulis

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Setelah Menemukan Tempat dalam Filsafat, Lalu Apa?

29 September 2021   00:04 Diperbarui: 29 September 2021   00:18 1765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahkan dalam perjalanan sejarah, para filsuf memainkan peran sebagai sekaligus ilmuwan dan filsuf atau filsuf yang ilmuwan. Salah satu contoh itu antara lain Pythagoras dari masa sebelum Sokrates.

Ia terkenal karena usahanya membuktikan secara matematis  persamaan yang ia sebut teorema Pythagoras. Masyarakat Mesir Kuno atau Babilonia misalnya membangun infrastruktur mereka karena pengetahuan atas teorema ini.

Teori ini menyebutkan adanya hubungan antara sisi-sisi segitiga siku-siku. Kita kenal misalnya bangunan Pyramida di Mesir hingga kisah Taman Gantung Babilonia yang corak pembangunannya menggunakan dasar teorema ini.

Pythagoras yang sangat kagum dengan matematika kemudian meyakini bahwa ilmu ini menyimpan semua rahasia alam semesta. Ia kemudian  berhasil membawa, menyimpan dan menyebarkan pengetahuan ini dalam kebudayaa Yunani.

Contoh lain tentang ilmuan yang sekaligus filsuf  pada abad ini adalah Albert Einstein. Ia seorang ilmuwan penemu teori Relativitas. Sebuah teori yang berbasiskan pengunaan ketajaman analisis dan daya logika matematis.

Salah satu hasilnya adalah penggunaan rumusnya untuk menciptakan bom Atom. Nantinya setelah ia mengetahui penemuannya dipakai untuk kepentingan perang, Einstein banyak merenung tentang posisi netral ilmu pengetahuan yang menghubungkannya dengan kehidupan religiusnya pada akhir hidupnya.

Hal lain yang dibuat Einstain misalnya lewat teori relativitasnya ia mampu mengukur bentuk lengkungan ruang angkasa dengan menuangkannya lewat rumusan matematik yang jernih dan jelas.

Ia sendiri tidak pernah melihat gerak lengkung cahaya di luar angkasa.  Einstein sebaliknya lewat ketajaman pemikirannya berhasil menerapkan penjelasannya melalui bahasa matematis lewat  pendekatan rasional.

Ada banyak abstaraksi (pemikiran atas ide)  seperti yang dibuat para filsuf Yunani atau para filsuf di Abad Pertengahan.

Hal ini berbanding terbalik dengan para ilmuwan saat itu. Mereka merumuskan teorinya atas dasar percobaan atau mengedepankan pengamatan indrawi.

Setelah itu mengumpulkan data-data atau bukti-bukti, lalu membuat analisa. Pada akhirnya menghasilkan sejumlah teori.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun