Bayangin aja ya, harga apartemen di Kota Seoul dengan yang termahal kedua aja terpaut 2 kali lipat. Ini bukan dengan yang posisi terakhir lho, melainkan yang di posisi kedua. Bahkan, bila kalian ingat, posisi keduanya pun adalah Gyeonggi, salah satu dari tiga wilayah di The Great Seoul.
      Biaya tempat tinggal yang mahal ditambah dengan semakin ramainya Kota Seoul menyebabkan biaya kehidupan lain juga ikut mahal. Yang kasihan adalah orang-orang dan penduduk asli Seoul yang tidak mampu menjangkau biaya hidup di sana.
      Bagi mereka yang tidak mampu untuk membeli atau menyewa apartemen disana, mereka mau tidak mau tinggal di tempat yang bernama Banjiha, yaitu bunker atau ruang bawah tanah yang dijadikan tempat tinggal. Atau kalau mau lebih baik lagi, mereka bisa tinggal di tempat yang bernama Goshiwon, apartemen super kecil yang hanya berisi satu ruangan. Korean Times menyebut ada 150.000 orang yang tinggal di tempat bernama Goshiwon ini di Kota Seoul.
     Â
 Cukup memprihatinkan ya. Kok bisa penduduk Korea Selatan se enggak merata ini?
      Semua ini bermula sejak naiknya presiden ke-3 Korea Selatan, Park Chung Hee pada tahun 1962. Beliau adalah orang yang membuat Korea Selatan menjadi negara maju. Pada masa pemerintahan beliau, Korea Selatan sampai dijuluki sebagai Macan Asia bersama dengan Hongkong, Taiwan, dan Singapura karena pertumbuhan perekonomian mereka.
      Mungkin sudah cukup banyak yang tahu ya mengenai apa yang dilakukan Presiden Park Chung Hee untuk mengubah Korea Selatan dari miskin menjadi kaya seperti sekarang ini. Jadi, aku akan membahas secara singkat aja.
      Intinya Park Chung Hee mikir, dari pada anggaran negara habis dibuat membantu orang miskin, lebih baik anggaran negara digunakan untuk mendukung Chaebol atau Oligarki dan konglomerat Korea Selatan. Tujuannya adalah agar bisnis mereka berkembang, mereka membuka lapangan pekerjaan baru, dan perekonomian Korea Selatan juga ikut berkembang.
      Ide ini akhirnya berhasil membuat korea selatan mengalami industrialisasi luar biasa yang membuat perekonomian mereka jadi maju secara pesat. Brand-brand yang kita kenal saat ini, seperti Samsung, Kia, LG, dan Hyundai merupakan contoh perusahaan-perusahaan yang berkembang akibat ide dari Park Chung Hee ini.
      Â
Namun, masalahnya adalah perusahaan-perusahaan besar yang di bantu Park Chung Hee ini terpusat di Seoul. Faktanya, 15 dari 18 perusahaan terbesar di Korea Selatan saat ini, semuanya berada di The Great Seoul. Pertumbuhan penduduk Kota Seoul juga meningkat pesat sejak kenaikan Presiden Park Chung Hee, yakni naik 2 kali lipat dari 2.445.000 orang di tahun 1960, menjadi 5.537.000 orang di tahun 1970, hingga kemudian menjadi 10 juta penduduk di tahun 1990.