Ia berkata kepada mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai IMAN sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, — maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu. Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan PENUH KEPERCAYAAN, kamu akan menerimanya." *(Matius 17:20; 21:22)
Tuhan telah memberikan kepada manusia dua kekuatan yaitu kekuatan EMOSI yang dikendalikan oleh OTAK KANAN dan kekuatan PIKIRAN yang dikendalikan oleh OTAK KIRI.
Kekuatan EMOSI memiliki kemampuan untuk mengimajinasikan TUHAN serta merupakan penggerak untuk mendorong manusia datang kepada- NYA. Dengan kekuatan EMOSI manusia memang seolah-olah dapat merasakan kehadiran ALLAH, namun kekuatan EMOSI tidak akan mungkin bisa secara konkrit menghadirkan TUHAN atau membuat KARYA TUHAN sungguh bisa terjadi.
TUHAN hanya bisa dihadirkan secara konkrit dan KARYA TUHAN hanya bisa dibuat sungguh terjadi oleh kekuatan PIKIRAN yaitu dengan cara BERPIKIR MENGGUNAKAN AKAL SEHAT pada saat kita menjalankan HATI NURANI atau SUARA HATI sebagai SUARAÂ TUHAN yang berbicara dalam diri kita untuk menghasilkan IMAN atau PENUH KEPERCAYAAN.
Melalui OTAK KANAN, manusia tergerak untuk datang kepada TUHAN, dan melalui OTAK KIRI, wujud TUHAN hadir secara konkrit di dalam diri manusia.
Namun sungguh ironis, ternyata sejak dahulu kala hingga masa kini kebanyakan manusia di dunia sudah SALAH KAPRAH. Untuk menghasilkan IMAN atau PENUH KEPERCAYAAN, mereka bukan menjalankan SUARAÂ HATIÂ dengan BERPIKIR Â MENGGUNAKAN Â AKAL Â SEHAT. Â Rupanya karena sudah terbiasa merasa mampu menghadirkan Tuhan dengan EMOSI, mereka justru menganggap EMOSI itu sebagai SUARA HATI. Ketika sedang berdoa atau menjalankan ibadat, pada umumnya manusia di dunia memang justru lebih banyak BEREMOSI dari pada BERPIKIR. Akibat SALAH KAPRAH ini maka tidaklah heran apabila kebanyakan manusia di dunia tidak memiliki IMAN atau PENUH KEPERCAYAAN, sehingga wajarlah kalau DOA mereka pun tidak pernah terkabul.
Sementara itu manusia yang sudah menjalankan SUARA HATI dengan benar yaitu dengan BERPIKIR MENGGUNAKAN AKAL SEHAT, baik yang berusaha mengimani YESUS dengan menghadirkanNya pada saat mereka berdoa, maupun yang berusaha mengimani karyaNya pada saat mereka mohon sesuatu, juga gagal memiliki IMAN atau PENUH KEPERCAYAAN karena alasan berikut:
MEREKA YANG BERUSAHA MENGHADIRKAN TUHAN:
MANUSIA merupakan CIPTAAN, sedangkan TUHAN merupakan PENCIPTA. Artinya MANUSIA dengan TUHAN berbeda derajat. Ibarat budak dengan raja atau bawahan dengan atasan. Ketika mereka BERPIKIR MENGGUNAKAN AKAL SEHAT untuk menghadirkan TUHAN yang derajatnya tinggi, timbullah naluri rendah diri di alam bawah sadar MANUSIA yang derajatnya rendah sehingga menghambat mereka untuk percaya bahwa mereka bisa menghadirkan TUHAN. Terjadilah ketiadaan IMAN atau PENUH KEPERCAYAAN sehingga doa mereka pun tidak terkabul.
MEREKA YANG BERUSAHA TERJADINYA KARYA TUHAN:
Alam bawah dasar MANUSIA yang BERPIKIR MENGGUNAKAN AKAL SEHAT, kadang-kadang sulit untuk bisa percaya bahwa suatu karya Tuhan bisa terjadi secara mujizat alias bertentangan dengan akal pada saat mereka memohon terjadinya karya itu dalam doa sehingga terjadilah ketiadaan IMAN atau PENUH KEPERCAYAAN yang membuat doa mereka pun tidak terkabul.
Jadi banyak manusia di dunia, baik yang sudah menjalankan SUARA HATI dengan benar maupun yang SALAH KAPRAH, pada umumnya cenderung tidak memiliki IMAN atau PENUH KEPERCAYAAN yang mengakibatkan doa mereka tidak terkabul. Â Sekali lagi, penyebab utama dari kesalah kaprahan ini adalah hanya karena ketika manusia berdoa, mereka terbiasa BEREMOSI alias menjalankan OTAK KANAN dan bukan BERPIKIR MENGGUNAKAN AKAL SEHAT alias menjalankan OTAK KIRI.
BUNDA MARIA adalah seorang manusia, juga CIPTAAN, jadi sama derajatnya dengan semua MANUSIA lain.
Namun sebagai CIPTAAN, BUNDAÂ MARIA telah dipilih untuk melahirkan SANGÂ PENCIPTA yaitu TUHANÂ YESUS ke dalam dunia ini.
Maka BUNDAÂ MARIA merupakan satu-satunya manusia yang telah memperoleh kehormatan mengikuti YESUS yaitu ia telah diangkat dan dimahkotai di surga sehingga sudah memiliki sebagian dari KEMAMPUANÂ ILAHI.
Para BAPAÂ GEREJA kemudian membuat suatu DOA bernama SALAMÂ MARIA yang bentuknya bukan bersifat PERMOHONAN melainkan bersifat PERNYATAAN, sehingga ketika doa itu didoakan, manusia tidak akan mengucapkannya dengan EMOSI, tetapi dengan BERPIKIRÂ MENGGUNAKANÂ AKALÂ SEHAT.
Rupanya doa SALAMÂ MARIAÂ ini dibuat mengacu pada doa BAPAÂ KAMI yang diajarkan oleh YESUS yang ternyata juga bersifat PERNYATAAN dan bukan bersifat PERMOHONAN. Dengan mengajarkan doa BAPAÂ KAMI sebagai cara manusia berdoa, YESUS sebenarnya sudah menunjukkan kepada manusia agar ketika manusia berdoa, bukan EMOSI melainkan PIKIRANÂ MENGGUNAKAN AKALÂ SEHAT yang harus dijalankan demi terjadinya IMAN atau PENUHÂ KEPERCAYAAN. YESUS tentu berharap agar doa BAPAÂ KAMI mampu mengubah EMOSI yang muncul ketika manusia sedang mengajukan permohonan dalam berdoa, menjadi suatu PIKIRANÂ MENGGUNAKANÂ AKALÂ SEHAT demi terkabulnya doa. Namun kebanyakan manusia ternyata sudah lebih terbiasa MEMOHON-MOHON dalam berdoa alias BEREMOSI tanpa disertai doa BAPAÂ KAMI sehingga IMAN atau PENUHÂ KEPERCAYAAN pun tidak terjadi dan doa pun tidak terkabul.
Selanjutnya ketika menampakkan dirinya di hadapan SANTOÂ DOMINIKUS pada tahun 1214, BUNDAÂ MARIA telah mengajarkan manusia untuk dengan menggunakan semacam kalung tasbih, merangkaikan 6 buah doa BAPAÂ KAMI dan 53 buah doa SALAMÂ MARIA menjadi sebanyak 59 buah doa dalam sebuah rangkaian doa bernama DOAÂ ROSARIO, agar ketika kita mendoakannya, kita secara total bukan diajak BEREMOSI melainkan BERPIKIRÂ MENGGUNAKANÂ AKALÂ SEHAT, agar supaya terjadilah IMAN atau PENUHÂ KEPERCAYAAN akan KEHADIRANÂ BUNDAÂ MARIA yang akan tampil sebagai PERANTARA terhadap putranya YESUS.
BERDOAÂ ROSARIO merupakan suatu aktivitas yang mirip dengan suatu UPACARA yang antara lain diisi dengan menyanyikan lagu INDONESIAÂ RAYA serta pengucapan PANCAÂ SILA yang bukan dilakukan dengan EMOSI melainkan dengan PIKIRANÂ MENGGUNAKANÂ AKALÂ SEHAT.
Bahkan DOAÂ SYUKURÂ AGUNG yang tepat dan benar dalam PERAYAANÂ EKARISTI, tidak boleh dilakukan dengan EMOSI tetapi harus dilakukan dengan PIKIRANÂ MENGGUNAKANÂ AKALÂ SEHAT, agar supaya roti dan anggur yang dikonsekrasikan, sungguh diubah menjadi TUBUH YESUS dan DARAHÂ YESUS.
Â
Seolah sudah menjadi suatu hukum bahwa apa saja yang dilakukan berulang-ulang, ia akan menjadi suatu kebiasaan dan cenderung bisa menjadi suatu realita.
Dengan demikian maka suatu PERNYATAAN, akan menjadi suatu KENYATAAN jika diucapkan berulang-ulang dengan penuh semangat dan dengan BERPIKIR MENGGUNAKANÂ AKAL SEHAT.
Oleh sebab itu, jika anda mau mengerjakan suatu pekerjaan yang sulit, sebelumnya serukan dengan lantang dan dengan berpikir menggunakan akal sehat sebanyak 59 kali: AKUÂ PASTIÂ BISA, maka anda pasti akan bisa mengerjakannya.
KESIMPULAN:
Menjalankan DOAÂ ROSARIOÂ DENGANÂ BERPIKIRÂ MENGGUNAKANÂ AKALÂ SEHAT akan membuat anda memiliki IMAN atau PENUHÂ KEPERCAYAAN untuk menghadirkan BUNDAÂ MARIA, yang pasti akan hadir. Seperti peristiwa di pesta perkawinan di Kana, sampaikan segala permohonan anda sebagai suatu ujud kepada YESUS melalui BUNDAÂ MARIA yang sudah hadir itu. DOAÂ ANDA PASTI AKANÂ TERKABUL.
BUNDAÂ MARIA yang telah diberi tugas oleh YESUS untuk menjadi BUNDA umat manusia, senantiasa siap dihadirkan untuk menjadi perantara mendoakan manusia. Maka doakan selalu DOAÂ BAPA KAMI dan DOAÂ SALAMÂ MARIA dalam semua DOA anda agar seandainya doa anda itu terbawa menjadi penuh EMOSI oleh OTAKÂ KANAN, doa anda diluruskan menjadi PIKIRANÂ MENGGUNAKAN AKALÂ SEHAT oleh OTAKÂ KIRI demi menghasilkan IMAN atau PENUHÂ KEPERCAYAAN yang akan membuat DOA anda terkabul. Di samping itu, BUNDAÂ MARIA ikut mendoakan anda. Kita tahu bahwa YESUS tidak pernah menolak permohonan IBUNYA. Maka DOA anda akan semakin TERKABUL.
Johan Suwignjo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H