Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Membangun Sebuah Community of Care

10 September 2021   23:12 Diperbarui: 10 September 2021   23:10 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: Mindful, Oktober 2021, hlm. 46.

Pada akhirnya, semua orang dalam hidup kita yang telah menjadi sistem pendukung kita adalah orang-orang yang membantu kita membereskan segala kekacauan.

Anda bisa menemukan orang lain yang lalu menjadi teman, sahabat, lalu saudara Anda dalam self-care, terutama orang-orang dengan kesamaan dalam berbagai bidang.

Pada akhirnya, kelompok individu ini menjadi sebuah community of care (komunitas perawatan) formal Anda, dan merekalah yang Anda butuhkan untuk memenuhi kewajiban  terhadap diri kita sendiri.

Teman bisa membantu Anda misalnya ketika pada suatu hari Anda ingin melampiaskan kepadanya tentang betapa Anda tidak punya waktu atau energi yang tersisa pada akhir setiap malam untuk mengurus bahkan satu hal dalam senarai rejimen self-care, lihat artikel saya: Rejimen Self-Care Berkelanjutan.

Anda bisa jadi mendapat sebuah respons dukungan di mana teman ini mengajukan sebuah pertanyaan yang sederhana dan langsung: "Apa yang kamu butuhkan saat ini untuk menyelesaikan satu hal itu?" Pertanyaan ini tentunya meminta Anda untuk lebih spesifik dalam mengutarakan sebuah masalah.

Pertanyaan itu kemungkinan menghentikan langkah Anda jika Anda tidak bisa mengingat kapan terakhir kali ada orang yang menanyakan apa yang Anda butuhkan.

Catatan:
Saya melihat bahwa hal ini terkait dengan sudah sedemikian lamanya kita mengisolasikan diri dari pergaulan dengan sesama dan berinteraksi secara tatap muka.

Anda mungkin menjawab: "Saya butuh lebih banyak waktu di pagi hari. Saya butuh orang membantu saya untuk mengantar anak saya ke sekolah di pagi hari. Itu akan memberi saya cukup waktu untuk melakukan yoga, berolahraga, menulis jurnal, atau bahkan rencana makan."

Itu sebuah jawaban yang sangat bagus, sempurna.

Anda tidak perlu khawatir, karena sebenarnya Anda bisa "menangani" banyak hal, dan mungkin teman itu (jika tetangga dekat) bisa menawarkan untuk mengantar jemput anak Anda ke sekolah, apalagi jika sekolahnya sama dengan sekolah anaknya. Itu akan menjadi sebuah hadiah yang tak ternilai bagi Anda dan mendatangkan kelegaan yang luar biasa.

Ilustrasi. Sumber: Mindful, Oktober 2021, hlm. 46.
Ilustrasi. Sumber: Mindful, Oktober 2021, hlm. 46.
Selanjutnya setelah intervensi dari teman ini, Anda bisa menghabiskan salah satu jam berharga Anda untuk merenungkan senarai rejimen self-care Anda lagi. Anda bisa menulis ulang senarai itu, mendedikasikan satu halaman untuk setiap kategori self-care.

Buatlah 3 kolom di setiap halaman; di satu kolom cantumkan setiap kegiatan dalam kategori itu, dan di kolom kedua tuliskan hambatan-hambatannya.

Identifikasi setiap sepatu dan bagian yang berantakan di ruang lumpur Anda. Tanyakan apa yang menghalangi keikutsertaan Anda dalam setiap kegiatan, tuliskan hal-hal misalnya waktu, keuangan, dan keterampilan.

Kemudian, di kolom ketiga, susun strategi untuk menyingkirkan hambatan-hambatan ini, buat senarai hal-hal yang bisa Anda lakukan atau yang mungkin dilakukan orang lain untuk Anda.

Ilustrasi. Sumber: Mindful, Oktober 2021, hlm. 47.
Ilustrasi. Sumber: Mindful, Oktober 2021, hlm. 47.

Tiga hal utama akan muncul selama proses ini:
1. Anda menyadari bahwa Anda membutuhkan dukungan dari teman atau komunitas untuk bisa menyingkirkan banyak hambatan tersebut.

2. Anda memahami bahwa ada butir-butir self-care di mana Anda berada sekarang yang  pada kenyataannya hanya satu-satunya hambatan, karena melibatkan isu-isu misalnya  motivasi, disiplin, dan harga diri.

Untuk itu, dengan melihat diri Anda secara realistis, sadarilah bahwa Anda membutuhkan seseorang untuk meminta pertanggungjawaban Anda ketika Anda tidak meminta pertanggungjawaban diri Anda sendiri.

3. Sadarilah bahwa beberapa butir dalam senarai Anda terlalu ambisius dan tidak realistis untuk posisi Anda saat ini, dan berilah diri Anda izin untuk menghapus butir tersebut atau biarkan rencana Anda terbuka untuk penyesuaian seiring waktu.

Rencana self-care tidak tertulis di atas sebuah batu. Rencana itu merupakan sebuah dokumen yang hidup dan bernafas, yang akan berubah seiring waktu, karena hidup dan tuntutan Anda berubah. Dokumen itu juga bergantung pada dukungan seluruh komunitas.

Tidak hanya itu, Anda segera bisa membantu semua orang di komunitas untuk merumuskan rencana self-care mereka sendiri.

Pada waktunya, kita akan bersama-sama menjalin sebuah jaring pengaman yang saling menguntungkan berupa perhatian dan dukungan yang memastikan kita semua bisa mendapatkan apa yang kita butuhkan, meminta bantuan tanpa rasa bersalah, menyingkirkan hambatan dari jalan mempertahankan diri kita, dan meminta pertanggungjawaban satu sama lain dengan cinta dan kasih sayang dan pengertian.

Pada akhirnya, secara konsisten hadir untuk diri kita sendiri itu meletakkan dasar untuk tujuan hidup kita: hadir bagi orang lain.

Catatan:
Semua ilustrasi dalam artikel asli berbahasa Inggris dibuat oleh Carole Henaff.

Kepustakaan
1. Tygielski, Shelly, How to Create a Self-Care Plan, Mindful, October 2021, hlm. 46-47.
2. Diary Johan Japardi.
3. Berbagai sumber daring.

Jonggol, 10 September 2021

Johan Japardi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun