Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengatasi Oniomania (Pembelian Kompulsif) Daring

6 September 2021   23:30 Diperbarui: 7 September 2021   00:55 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum ada obat yang terbukti efektif dalam mengobati kecanduan belanja, meskipun, mengingat hubungannya yang dekat dengan gangguan suasana hati lainnya, misalnya ansietas dan depresi, dimungkinkan untuk mengobati kedua masalah dengan satu pil. Beberapa kajian telah menemukan bahwa terapi perilaku kognitif kelompok bisa membantu, dan membantu diri sendiri kadang-kadang bisa mencapai intervensi yang diperlukan. Bagi sebagian orang, strategi lakukan sendiri (do-it-yourself/DIY) yang lebih sederhana mungkin sudah cukup.

Norberg menyukai pendekatan dengan perhatian penuh. Pertama, dia merekomendasikan untuk merenungkan perilaku Anda dan apakah Anda membeli barang-barang yang tidak Anda butuhkan. Satu indikasi yang jelas dan sangat umum adalah bahwa barang yang sudah Anda beli bahkan tidak pernah meninggalkan kotak kemasannya.

Selanjutnya Anda perlu mengidentifikasi apa yang memicu Anda untuk berbelanja. Beberapa pemicu, misalnya aplikasi belanja yang memungkinkan perilaku tidak sehat, bisa dengan cepat dihapus dari kehidupan Anda.

Pemicu-pemicu lain tidak bisa. "Anda tidak akan bisa membuang laptop Anda," kata Norberg, "Anda harus belajar, bagaimana cara menggunakan laptop tetapi tidak melakukan pembelian yang berlebihan?" Untuk itu, Norberg menyarankan menghadapi masalah dengan berani.

"Ini adalah tentang membuka laptop kita, pergi ke Amazon, melihat barang-barang yang kita inginkan, membiarkan diri kita merasakan ketidaknyamanan berbelanja kompulsif yang pernah dilakukan sebelumnya, dan duduk saja dengan laptop itu dan penuh perhatian."

Kemudian, temukan cara yang lebih sehat untuk mengisi kekosongan psikologis: Hubungi teman, pergi untuk lari, membaca buku, atau mempraktikkan hobi. Semua ini bisa meringankan masalah emosional yang memicu kecanduan belanja.

Ini adalah menemukan cara yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan Anda.

Kepustakaan
1. Cottier, Cody, Why Is Online Shopping So Addictive?, Discover, July/August 2021, hlm. 14-15.
2. Diary Johan Japardi.
3. Berbagai sumber daring.

Jonggol, 6 September 2021

Johan Japardi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun