Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Membedah Decaf

6 September 2021   21:56 Diperbarui: 6 September 2021   22:11 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut sebuah artikel di Journal of American Dietetic Association, kofi memiliki kandungan kafein sebagai berikut, tergantung pada cara pembuatannya:
Seduh (brewed), 200 ml: 80-135 mg kafein.
Tetes (drip), 200 ml 115-175 mg kafein.
Espresso, 45-60 ml: 100 mg kafein.

Kafein tetap stabil hingga 200C dan terurai sempurna sekitar 285C. Mengingat bahwa temperatur penyangraian tidak melebihi 200C untuk waktu yang lama dan jarang yang pernah mencapai 285C, kandungan kafein dalam kofi kemungkinan tidak banyak berubah oleh proses penyangraian.

***
Bagi banyak dari kita, secangkir kofi adalah hal pertama yang ada di pikiran kita di pagi hari. Ini adalah ritual di mana kita masih akan minum secangkir kofi bahkan ketika kofi itu kehilangan zat yang menjadi ciri khasnya: kafein.

Kofi tanpa kafein (decaf) telah ada selama lebih dari seratus tahun, dan proses pembuatannya hampir sama sepanjang waktu. Kafein terkunci di dalam biji kofi bersama campuran kompleks dari senyawa-senyawa yang memberi rasa khas pada kofi sangrai. Menghilangkan salah satu molekulnya yang paling menonjol ini tentu saja merupakan sebuah proses yang  padat karya.

Beberapa teknik mengeluarkan kafein langsung dari biji kofi itu sendiri, menyisakan senyawa-senyawa pemberi rasa. Prosedur itu dimulai dengan mengukus atau merebus biji kofi hijau yang tidak dipanggang untuk membebaskan kafein di bagian dalamnya.

Kemudian, produsen kofi biasanya menggunakan pelarut seperti metilen klorida atau etil asetat untuk mencuci molekul-molekul kafein. Seperti gula dalam air, kafein larut dalam senyawa-senyawa ini, menyisakan biji kofi dengan sedikit atau tanpa senyawa kafein.

Metode lain adalah menyeduh kofi kental langsung dari biji kofi dengan menggunakan pelarut untuk menghilangkan kafein dan kemudian merendam biji yang sudah diseduh itu dalam cairan decaf untuk mengembalikan rasa dan aromanya.

Metode yang lebih baru, sebuah teknologi yang disebut Proses Air Swiss, menggunakan filter Karbon, bukan pelarut, untuk menghilangkan kafein dari biji kofi. Versi proses dekafeinasi yang lebih maju secara teknologi (baca: mahal) ini bergantung pada Karbon dioksida (CO2) superkritis.

Di bawah tekanan yang sangat tinggi, CO2 akan mengadopsi sifat beberapa keadaan sekaligus, mengalir seperti gas, tetapi mempertahankan densitas cairan. Dalam bentuk ini, CO2 bisa mengikat dan menghilangkan kafein setelah biji kofi direndam dalam air.

Seperti yang dicatat oleh banyak pecinta kofi, kofi tanpa kafein seringkali kurang dalam hal rasa.

Meskipun merupakan inovasi lebih dari 100 tahun, para produsen kofi masih belum mampu mengekstrak kafein dari kofi tanpa mengubah sedikit pun menurunkan profil rasanya. Jika Anda berpikir seharusnya ada cara yang lebih mudah untuk menghasilkan kofi tanpa kafein, Anda benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun