Para peneliti mengatakan bahwa mereka akhirnya mengurutkan seluruh genom manusia. Ya, seluruhnya.
Pada Juni 2000, para ilmuwan mengumumkan bahwa draf pertama dari urutan genom manusia telah selesai.Â
Menghasilkan urutan tersebut adalah sebuah prestasi teknis yang memungkinkan para ilmuwan untuk mulai membaca cetak biru genetik manusia, tapi tetap saja masih kurang sekitar 8 persen genom.
Sekarang, sebuah konsorsium internasional yang terdiri dari sekitar 100 ilmuwan, yang dijuluki Konsorsium Telomere-ke-Telomere (T2T), mengatakan bahwa mereka akhirnya mengumpulkan genom manusia secara keseluruhan.
Jika karya mereka, yang diterbitkan pada 27 Mei ke situs web pra-cetak bioRxiv bisa lulus peer review, itu bisa mengubah masa depan kedokteran.Â
Ketika para peneliti menjadi lebih akrab dengan kode genetik manusia, mereka bisa, misalnya, membuat obat-obatan yang lebih tepat dan efektif, termasuk jenis pengobatan yang berfokus pada gen yang mendukung vaksin COVID-19 pertama yang efektif.
Draf pertama itu menyebabkan ledakan teknologi, seperti CRISPR, dan terapi, tetapi para ilmuwan tidak menyadari betapa tidak lengkapnya draf itu pada saat itu, kata Karen Miga, Ph.D., seorang peneliti genomika di Universitas Kalifornia, Santa Cruz, dan
seorang anggota Konsorsium T2T.
Urutan 2000 adalah produk dari Proyek Genom Manusia (Human Genome Project/HGP) dan perusahaan swasta Celera Genomics. HGP mengklaim telah memetakan seluruh genom manusia pada saat itu.
Tetapi berhati-hati dalam mendefinisikan keberhasilannya: "Urutan selesai" adalah istilah teknis yang berarti bahwa urutannya sangat akurat (dengan kurang dari 1 kesalahan per 10.000 huruf) dan sangat berdekatan (dengan satu-satunya celah yang tersisa sesuai dengan wilayah yang urutannya tidak bisa diselesaikan dengan andal dengan menggunakan teknologi saat ini)."
"Teknologi saat ini" melakukan banyak pekerjaan berat di sini. Pada saat itu, HGP menggunakan teknologi yang disebut kromosom bakteri buatan (Bacterial Artificial Chromosome/BAC), di mana para ilmuwan menggunakan bakteri untuk mengkloning setiap bagian genom, dan kemudian mempelajarinya dalam kelompok yang lebih kecil.Â