Setelah lahir, dibutuhkan beberapa tahun bagi mikrobiota anak untuk berkembang dan terdiversifikasi sepenuhnya. Ini adalah proses yang dinamis, yang sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal termasuk kebersihan, penggunaan antibiotik, dan diet, termasuk oligosakarida manusia dari ASI.
Dalam jangka waktu yang sama, sistem imun keturunan sedang mengalami  perkembangan dan pematangan yang intens dan sangat rentan terhadap pencetakan mikroba. Memaparkan anak kecil terhadap antibiotik selama masa kritis ini telah dikaitkan dengan peningkatan kerentanan terhadap beberapa penyakit, kemungkinan karena efek tidak langsung yang dimiliki obat ini terhadap perkembangan imun.
Pada 2013 dan 2014, ketika para peneliti mulai mempertanyakan peran mikrobiota maternal selama kehamilan, beberapa kelompok meluncurkan kajian epidemiologis dan kajian hewan untuk memeriksa apakah paparan antibiotik dalam rahim menimbulkan risiko yang sama terhadap kesehatan anak.
Janin tidak memiliki mikrobiota sendiri, sehingga setiap edukasi imun termediasi mikroba yang mungkin terjadi di dalam rahim jatuh ke mikroba residen dari ibu yang sedang hamil, dan paparan antibiotik selama kehamilan akan mendisrupsi hal ini.
Benar saja, memaparkan tikus hamil ke antibiotik bisa mengubah fungsi sistem imun  keturunannya dan mengubah hasil penyakit mereka. Ini pertama kali ditunjukkan pada 2015, ketika Youjia Hu dan rekan-rekannya dari Universitas Yale menunjukkan bahwa kehamilan terpapar antibiotik mempengaruhi perkembangan diabetes tipe 1 pada keturunan.
Sejak itu, sejumlah penelitian lain telah menunjukkan efek yang sama pada keturunan dengan memanipulasi mikrobiota tikus hamil, baik dengan antibiotik maupun intervensi diet. Para peneliti telah mengamati hasil seperti itu dalam berbagai model, dengan implikasi tidak hanya untuk diabetes, tetapi juga untuk kerentanan terhadap asma, obesitas, dan radang usus besar, serta perkembangan perilaku mirip autisme.
Dalam kebanyakan keadaan, memanipulasi mikrobiota maternal mengubah komunitas mikroba yang diturunkan dari ibu ke anak saat lahir, dan selanjutnya mengubah perkembangan imun pada inang neonatus.
Oleh karena itu terbukti menantang untuk menghubungkan fenotipe imun yang dijelaskan dalam sebagian besar penelitian ini dengan mikrobiota ibu secara langsung, sebagai kebalikan dari yang dimediasi oleh mikrobiota neonatus yang baru disemai.
Untungnya, kita mulai memisahkan perbedaan ini, dan petunjuk menggiurkan muncul bahwa dari jarak jauh, mikrobiota maternal mendidik sistem imun dan saraf anak dalam kandungan.
Mikrobiota Maternal Membentuk Repertoar Antibodi Bayi
Selama beberapa dekade, kita telah mengetahui bahwa antibodi diturunkan dari ibu ke janin selama kehamilan. Antibodi memainkan peranan besar dalam melindungi bayi dari infeksi, baik sebelum maunpun sesudah lahir.
Antibodi terus disalurkan setelah persalinan, melalui ASI yang merupakan salah satu dari banyak alasan mengapa menyusui lebih bermanfaat bagi sistem kekebalan bayi daripada susu formula, dan mengapa imunisasi ibu terhadap patogen selama kehamilan atau menyusui bisa melindungi bayinya dari infeksi.