Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Akar Penyebab Peradangan (Inflamasi)

30 Agustus 2021   05:19 Diperbarui: 30 Agustus 2021   05:43 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tubuh memiliki metode detoksifikasi yang canggih dan menghilangkan toksin berbahaya. Namun, ketika lingkungan kita menjadi lebih toksik, tubuh kita berjuang untuk mengimbanginya.

Paparan toksin tingkat rendah yang terus-menerus memiliki efek yang sangat merusak pada kemampuan kita untuk berfungsi, tubuh kita harus menggunakan sumberdaya yang berharga (misalnya antioksidan dan vitamin) untuk menetralisisasi dan menghilangkan toksin.

Jika tubuh kita kewalahan atau kekurangan sumberdaya untuk menghilangkan toksin tertentu (misalnya Merkuri yang tercuci dari tambalan amalgam atau BPA dari wadah plastik), toksin berbahaya akan mulai menumpuk.

Beban toksik yang tinggi bisa mendorong dan melanggengkan inflamasi kronis. Kabar baiknya adalah Anda bisa melindungi diri sendiri dengan mengubah kebiasaan konsumsi Anda. Ini penting tidak hanya untuk menjaga kesehatan Anda, tetapi juga untuk memelihara ekosistem alami yang menderita akibat penggunaan bahan kimia toksik.

Sumber Paparan Toksik
- Polusi (termasuk polusi industri dan knalpot mobil).
- Pestisida dan pembasmi gulma.
- Kosmetik.
- Produk pembersih rumah.
- Penyegar udara sintetis dan lilin beraroma
- Tambalan amalgam gigi
- Merkuri dari ikan tertentu, termasuk tuna, ikan todak, hiu, dan king mackerel.
- Tato.
- Pemadam api di kasur, karpet, dan furnitur.
- Peralatan masak antilengket.
- Bahan kimia dalam cat dan plastik.
- Bahan kimia dalam air keran (misalnya fluorida, timbal dan Klor).
- Jamur rumah tangga.
- Paparan di tempat kerja (misalnya, petani yang terpapar pestisida atau tukang bangunan yang terpapar asbes)

7. Gen
Banyak gen telah diidentifikasi memiliki potensi untuk mendorong inflamasi kronis yang mengarah pada penyakit (misalnya, mewarisi mutasi pada gen BRCA1 dan BRCA2 bisa meningkatkan risiko kanker payudara), tetapi memiliki gen atau mutasi tertentu tidak berarti bahwa penyakit tidak bisa dihindari.

Pada abad ke-20, terobosan bidang epigenetika menunjukkan bagaimana faktor lingkungan bisa menentukan bagaimana gen kita diekspresikan (dihidupkan atau dimatikan). Ini mengubah banyak hal dan tidak bisa dikembalikan seperti semula.

Dulu kita berpikir bahwa gen adalah takdir kita, tetapi sekarang kita mengerti bahwa gen hanya bertanggungjawab atas sekitar 10 persen penyakit, 90 persen lainnya adalah karena faktor internal dan eksternal yang secara kolektif disebut "eksposom."

Eksposom adalah ukuran dari semua paparan, misalnya diet, toksin, faktor gaya hidup, dan perilaku sosial, yang bisa memengaruhi gen dan biologi kita. Ini berarti kita memiliki pengaruh besar pada gen kita, apakah gen tersebut memanifestasikan penyakit atau tidak.

8. Faktor Gaya Hidup
Faktor gaya hidup seperti merokok, asupan alkohol berlebih, dan kurang olahraga bisa berdampak serius pada kesehatan Anda, menciptakan gangguan internal yang meningkatkan risiko penyakit kronis.

Asap rokok mengandung lebih dari 7.000 senyawa kimia, termasuk Arsen, Kadmium, Karbon monoksida, dan formaldehida. Rokok elektronik, atau "vape," yang disebut-sebut sebagai alternatif yang sehat, mengandung berbagai bahan kimia berbahaya seperti propilen glikol, bahan yang ditemukan dalam antibeku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun