Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Diskusi Omong Kosong yang OK

29 Agustus 2021   18:45 Diperbarui: 29 Agustus 2021   19:52 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mr. OK sedang mengolah OK sambil minum minuman OK. Sumber: https://www.kompasiana.com/katedrarajawen

Orang arif tidak ngotot untuk menang, dan karena itulah tidak ada seorang pun di bawah langit yang ngotot membiarkan dia tidak menang.

Laozi pernah berujar, "Tunjukkan padaku seorang pelaku kekerasan yang berakhir dengan baik, dan aku akan menjadikan dia sebagai guruku. Ketika Dao tidak menang, kuda dilatih untuk berperang, namun ketika Dao menang, kuda dilatih untuk menarik gerobak kotoran."

Kusir terbaik tidak terburu-buru,
pejuang terbaik tidak menunjukkan kemarahan.
Penakluk terbesar menang tanpa menjadi bagian dari masalah,
orang terbaik yang bisa memetik kelebihan orang-orang lain bertindak seakan dia lebih inferior.
Inilah kekuatan yang datang dari tidak ngotot,
kapasitas belajar dari siapa pun.

Menelusuri jalan alam orang-orang kuno,
hukum sebab dan akibat melambungkan kekerasan ke kekerasan yang lebih tinggi.
Jalan alam bertujuan membantu penguasa manusia,
menentang semua penaklukan dengan kekuatan senjata.
Karena kekerasan hanya terulang dengan kekerasan,
dan tanpa kekerasan, di mana pun tentara berada, semak berduri pun tumbuh lebat.

Orang yang memenuhi tujuannya tanpa memuliakan apa yang telah dia lakukan,
memenuhi tujuannya tanpa membanggakan apa yang telah dia lakukan,
memenuhi tujuannya tanpa merasa bangga dengan apa yang telah dia lakukan,
memenuhi tujuannya hanya sebagai langkah yang tidak bisa dihindari,
memenuhi tujuannya, tanpa kekerasan,
menyadari bahwa masa kekuatan juga memiliki masa kehancuran.

Lalu siapakah Kompasianer yang menjadi teman bicara saya itu? Dialah si penggagas dan penulis gagasan Omong Kosong yang OK itu.

Saya sampai tertanya-tanya, selama kami ngobrol, berapa cangkir kopi yang diludeskan pak OK?

Jonggol, 29 Agustus 2021

Johan Japardi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun