Asumsi itulah yang mendasari teori-teori saintifik mulai dari mekanika Newton, relativitas Einstein, hingga teori Darwin tentang evolusi melalui seleksi alam.
Mungkin kita berpikir bahwa seleksi alam memberikan alasan sederhana mengapa indera kita harus benar tentang kenyataan objektif.
Para pendahulu kita yang melihat dengan lebih akurat lebih berhasil dalam melakukan tugas-tugas penting yang diperlukan untuk bertahan hidup, seperti memberi makan, berkelahi, melarikan diri, dan kawin.
Mereka lebih cenderung mewariskan gen-gen mereka, yang dikodifikasi bagi persepsi yang lebih akurat.
Evolusi secara alami akan memilih indera yang memberi kita yang lebih benar pandangan dunia. Seperti yang dikatakan oleh ahli teori evolusi Robert Trivers: "Organ indera kita telah ber-evolusi untuk memberi kita pandangan yang luar biasa rinci dan akurat tentang dunia luar."
Kebenaran pernyataan Trivers bisa diuji dengan ketelitian matematika, dengan menggunakan alat-alat teori permainan evolusioner yang diperkenalkan pada 1970-an oleh John Maynard Smith. Dalam teori Smith, strategi yang berbeda untuk mengatasi dunia alami bisa diatur satu sama lain dalam simulasi untuk melihat pendekatan mana yang lebih cocok, dalam artian menghasilkan lebih banyak keturunan.
Dalam hal persepsi, kita bisa mempelajari bagaimana strategi "kebenaran," yang melihat kenyataan objektif sebagaimana adanya, bertentangan dengan strategi "pelunasan," yang hanya melihat nilai kelangsungan hidup.
Kita ambil Oksigen sebagai contoh. Oksigen yang terlalu banyak atau terlalu sedikit di udara akan membunuh kita, selisih kadar Oksigen yang sempitlah yang membuat kita tetap hidup.
Jonggol, 23 Agustus 2021
Johan Japardi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H