Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pro dan Kontra WFH

21 Agustus 2021   14:07 Diperbarui: 21 Agustus 2021   14:16 1033
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengumuman WFH Rizki, murid saya. Dokpri.

Pandemi memunculkan sebuah kebiasaan baru berupa Bekerja dari Rumah (Work from Home/WFH) yang sekarang dimaknai sebagai peralihan bekerja dari kantor ke rumah dengan sarana kerja standar serupa mulai dari komputer, HP (sebagai sarana tambahan), Wifi, dan jika dibutuhkan, berbagai perangkat keras periferal seperti printer, scanner, kamera, dll.

Dengan WHF, saya punya banyak waktu untuk merapikan sangat banyak data dalam diary saya dan menuangkannya dalam bentuk artikel untuk dibagikan kepada para pembaca Kompasiana. Umumnya, dengan tidak usah menghabiskan waktu commuting yang bisa mencakup beberapa jam itu, setiap orang yang WFH dalam pengertian ini memiliki tambahan waktu produktif tersebut.

Namun, ada orang yang memang WFH secara menetap, misalnya para pengusaha toko dan para pedagang kecil yang memiliki lapak di rumah mereka sendiri, dan ada pula yang menyewa tempat untuk meja dagangan, misalnya murid saya, Rizki, yang membantu ayahnya berdagang kembang api, lihat artikel saya: Pedagang Kembang Api Musiman.

Sekarang, barang dagangan Rizki divariasikan dengan layangan dari berbagai jenis (akan saya tuangkan dalam sebuah artikel tersendiri). Ada kalanya Rizki harus WFH dengan memindahkan barang dagangan itu ke rumahnya (lihat foto judul), yaitu ketika ayah Rizki sedang tidak bisa mengambil giliran menjaga barang dagangan atau Rizki harus sambil mengerjakan PR dll. di rumah.

Sekarang mari kita kupas tips WFH secara sukses.

WFH menjadi mudah jika kita memiliki semua sarana yang kita perlukan untuk bekerja.
Sebenarnya, sebelum pandemi, ada orang yang ketika memiliki banyak pekerjaan kantor yang harus diselesaikan meminta izin untuk membawa sebagian pekerjaan ke rumah.

Pekerjaan yang dibawa ke rumah itu antara lain pekerjaan yang bisa dilakukan secara virtual, selama orang tersebut memiliki kode untuk masuk ke dalam situs sawang* (cloud) perusahaan, dengan adanya program yang bahkan bisa memantau waktu yang dia gunakan setelah login ke dalam situs tersebut dan melakukan timesheetnya di sana.

*Saya lebih menyukai penggunaan istilah sawang (ruang antara langit dan bumi) ketimbang "awan."

Jadi, bagi orang tersebut, WFH sekarang hanyalah mengalokasikan waktu sepenuhnya di rumah untuk mengerjakan semua pekerjaan kantor. Dalam artikel ini saya tidak membicarakan pro kontra terkait berkurangnya interaksi orang dengan orang yang timbul akibat WFH, melainkan pro kontra WFH itu sendiri.

Dengan mengidentifikasi poin-poin dalam pro dan kontra ini, plus adaptasi dengan WFH itu sendiri, maka Anda akan bisa WFH secara Sukses.

Pro
1. Tidak Lagi Melakukan Commuting
Anda yang WFH tidak perlu lagi bangun pagi-pagi untuk buru-buru berangkat ke tempat kerja, Anda bisa tidur lebih lama karena Anda 24 jam berada di tempat kerja.

Tidak ada lagi perjalanan ke tempat kerja juga berarti Anda tidak lagi terjebak kemacetan, atau perjalanan panjang dengan transportasi umum. Biasanya ini membutuhkan banyak energi dan memakan waktu, sekali jalan saja katakanlah antara 30 menit hingga 3 jam.

WFH memberi Anda lebih banyak waktu untuk sarapan dan lebih banyak waktu menemani keluarga Anda.

2. Lebih Fleksibel
Untuk para karyawan yang WFH, sebagian besar perusahaan memberikan jam kerja yang fleksibel atau jadwal kerja yang berbeda, sesuai dengan kebutuhan mereka.

Memiliki jam kerja yang fleksibel adalah keuntungan besar bagi sebagian orang. Anda bisa menikmati berolahraga di luar rumah, pergi ke gym, menjalankan tugas, dan menemani anak-anak. Semua ini bisa diselesaikan sekaligus selama hari kerja, tergantung pada pekerjaan yang Anda lakukan dan seberapa fleksibel pekerjaan itu.

3. Menabung dan Menyehatkan Lingkungan
Dengan tidak usah commuting, Anda bisa menghemat uang Anda untuk bensin atau ongkos transportasi umum. WFH juga bisa menghemat uang Anda untuk makan, tentunya dengan memasak sendiri di rumah.

WFH bermanfaat bagi penyehatan lingkungan dengan menghemat energi dan mengurangi polusi. Ini benar-benar manfaat yang baik yang membuat banyak orang bahagia dan menjadi selaras dengan lingkungan.

4. Meningkatkan Produktivitas
Jika lingkungan kerja Anda diatur sedemikian rupa sehingga Anda bisa fokus pada pekerjaan Anda, maka lebih banyak pekerjaan yang bisa Anda dilakukan.

Anda bisa mengatur agar Anda bekerja tanpa gangguan (anak-anak, TV, kebisingan, dll.).

Hari-hari di kantor biasanya berisik, orang-orang berbicara di telepon, telepon berdering, dan rekan kerja datang untuk mengobrol atau meminta saran, suara printer, rekan kerja lainnya mengobrol, dll.

Di rumah, semua gangguan ini tidak ada, namun tentu saja ada gangguan dalam bentuk lain, tetapi Anda bisa mengendalikannya. Dengan demikian Anda bisa lebih berkonsentrasi pada pekerjaan Anda tanpa mengalami politik dan gosip kantor.

Kontra
1. Curah Pendapat Lebih Sulit
Salah satu masalah terbesar dalam WFH adalah komunikasi. Ketika kita berbicara, banyak informasi dilakukan melalui bahasa tubuh, dan ini sulit dilakukan melalui telepon atau perangkat daring lainnya, dan sangat sulit ketika melakukan curah pendapat dengan banyak orang. Percakapan biasa (satu lawan satu) masih mudah dilakukan, tetapi komunikasi yang, misalnya, membutuhkan papan tulis,* masih lebih baik dilakukan secara langsung.

*Ini tergantung pada perusahaan tempat Anda bekerja, ada perusahaan yang sudah terbiasa memberikan pelatihan melalui program khusus yang bisa dilakukan dengan manajer yang menulis di papan tulis dan semua peserta pelatihan melihat secara daring.

2. Anda Tidak Pernah Meninggalkan Pekerjaan
Inilah sisi negatif WFH. Beberapa orang mungkin tergoda untuk bekerja lebih banyak dan lebih lama, memeriksa email dan bekerja kapan saja mereka memiliki kesempatan, karena ada saja godaan untuk menyelesaikan sesuatu, yang bisa sampai mengurangi waktu yang seharusnya dihabiskan bersama keluarga.

3. Menjadi Bosan dan Kesepian
Dinamika berada di lingkungan kantor bisa memberikan rangsangan dengan cara yang tidak kita miliki saat WFH. Kontak dengan orang-orang lain sangat penting untuk memunculkan kreativitas.

WFH bisa menimbulkan perasaan terisolasi dari orang lain dan kesepian. Sangat penting untuk bisa bekerja secara mandiri, namun jika Anda merasa terisolasi, kesepian dan bosan pada waktu tertentu, penting bagi Anda untuk sesekali keluar dari rumah.

Makan siang di luar rumah, berjalan-jalan saat istirahat, dan menelepon teman saat sedang makan siang atau istirahat akan membebaskan Anda dari rutinitas yang membuat Anda merasa terisolasi, kesepian dan bosan itu.

Kepustakaan:
1. Riel, Chantal, Work from Home (Series #1), Call Center and Customer Service Jobs: Directory of Legitimate Jobs (Vol. 1), 1st Ed., CreateSpace Independent Publishing Platform, 2013, hlm. 27-32.
2. Saunders, Elizabeth Grace, How to Stay Focused When You're Working from Home,  Harvard Business Review, Special Issue, Winter 2020, hlm. 43-44.
3. Diary Johan Japardi.
4. Berbagai sumber daring.

Jonggol, 21 Agustus 2021

Johan Japardi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun