Kelihatannya aneh, tapi untungnya  instrumen-instrumen yang dimiliki oleh kedua ilmuwan itu belum mencapai tingkat kesempurnaan di mana mereka bisa melihat ketidakteraturan dalam gerakan planet-planet, yang pada masa itu mungkin telah menyebabkan para ilmuwan kebingungan dan mencegah mereka menemukan hukum-hukum yang paling penting itu.
Dalam eksperimen dengan fotosel, kita juga menggunakan instrumen yang agak tidak sensitif. Ketika kita membalikkan koneksi baterai, kita mengamati tidak ada arus dan karena tidak ada arus sama sekali, kita menarik beberapa kesimpulan yang sangat penting.
Namun, sebenarnya tidak demikian. Kita tidak mendeteksi arus apa pun karena sangat kecil dan tidak terdeteksi oleh instrumen kasar seperti yang kita gunakan.
Sekarang mari kita ulangi eksperimen dengan menggunakan instrumen yang jauh lebih sensitif.
Kita menyebut elektroda yang didatangi sinar-sinar cahaya sebagai katoda, meskipun kutub baterai yang dihubungkan ke katoda adalah kutub positif.
Nyalakan unit dan turunkan tegangan yang diberikan ke fotosel, lalu amati pembacaan instrumen.
Tegangan diukur dengan voltmeter biasa. Jika tegangannya minus 10 atau 20 Volt pada awal eksperimen, kita tidak bisa mendeteksi arus apapun, walaupun instrumennya sangat sensitif.
Namun, ketika tegangan dinaikkan menjadi beberapa Volt, indikator instrumen yang mengukur intensitas arus akan menyimpang dari nol.
Selain itu, kita akan menemukan bahwa elektron-elektron bergerak menuju anoda meskipun sebuah tegangan negatif telah diaplikasikan. Semakin kecil nilai absolut dari tegangan negatif, semakin kuat pula arusnya.
Untuk menjelaskan fakta yang agak tidak lazim ini, akan berguna jika kita mengingat perilaku batu ketika dilemparkan ke atas.
Telah dikatakan di atas bahwa semakin besar kecepatan awal batu, semakin besar pasokan energinya, dan semakin tinggi pula batu itu terbang. Namun, berapa pun kecepatan awalnya, jika tidak melebihi 8.000 meter/s, batu itu pasti akan kembali ke bumi.