Tetapi Stoletov, seorang profesor di Universitas Moskow dan seorang rekan tua Lebedev, lebih tertarik pada pengamatan Hertz ini. Stoletov melakukan banyak eksperimen, membangun peralatan khusus untuk melaksanakannya, dan menyelidiki fenomena ini secara mendalam dan menyeluruh sehingga hasil karyanya menjadi sebuah penemuan yang mengejutkan.
Tanpa penemuan itu para ilmuwan tidak akan memperoleh informasi yang sangat penting tentang sifat cahaya, dan masyarakat modern tidak akan mengenal televisi, fototelegrafi, Â gambar-gambar berbicara, atau banyak sekali hal-hal teknis baru lain yang sangat berguna yang tanpanya kehidupan sekarang ini tak terbayangkan.
Catatan:
1. Alexander Nikolayevich Lebedev (1869-1937) adalah seorang ahli biokimia Rusia.
Lebedev dikenal karena eksperimen awalnya tentang dasar biokimia perilaku. Lebedev  memulai kajiannya dalam bidang biokimia di Universitas Negeri Moskow, dan memperoleh gelar doktor pada 1898. Lebedev kemudian menerbitkan secara luas topik "biokimia pikiran" dan dianggap telah memelopori bidang neurofarmakologi.
2. Alexander Grigorievich Stoletov (1839-1896) adalah seorang fisikawan Rusia, pendiri teknik elektro, dan profesor di Universitas Moskow.
Fenomena yang dipelajari oleh Stoletov pada 1888-1889 itu disebut efek fotolistrik. Sebagai hasil dari penyelidikannya Stoletov menetapkan hukum fisika baru yang menyandang namanya.
Sayangnya, pada tahun-tahun itu sains tidak tahu apa-apa tentang keberadaan elektron yang baru ditemukan pada 1897 oleh  Joseph John Thomson (lihat artikel saya: Bahasa Apa yang Digunakan dalam Sains?) dan karena itu Stoletov tidak bisa memberikan interpretasi fisika yang benar dari hukum baru tersebut. Interpretasi itu baru dilakukan kemudian pada 1905 oleh Einstein (lihat uraian di atas).
Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang efek fotolistrik, akan berguna untuk melakukan eksperimen yang relatif sederhana berikut ini.
Untuk melakukan ekperimen ini diperlukan sebuah baterai listrik, sebuah galvanometer atau mikroammeter untuk mengukur kuatan arus, dan sebuah tabung elektronik khusus yang disebut sel fotolistrik.
Sel fotolistrik paling sederhana adalah sebuah bohlam dengan dua elektroda di dalamnya. Agar kinerjanya lebih baik, elektroda sel fotolistrik biasanya dibuat dengan bentuk khusus.
Salah satu elektroda diaplikasikan pada permukaan bagian dalam dari sebuah bohlam sebagai selembar film logam yang sangat tipis, yang terdiri dari senyawa Sesium dan Antimon atau Oksigen, dari perak dan Sesium atau unsur lainnya (untuk masing-masing unsur, lihat artikel saya yang terkait)
Elektroda kedua adalah sebuah cincin kawat halus yang terletak di bagian tengah bola.
Elektroda pertama adalah katoda, atau lebih tepatnya fotokatoda, dan elektroda kedua, anoda.