Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kaca dan Lensa

11 Agustus 2021   17:13 Diperbarui: 11 Agustus 2021   17:23 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peniupan kaca (glassblowing). Sumber: https://traveloregon.com/wp-content/uploads/2012/03/Feb_slideshow_Glass_garyhayes.jpg

Meskipun pada zaman itu masih sangat sedikit orang yang bisa membaca dan menulis, yang berpotensi membuat mata tegang, tetap saja kacamata sangat diminati.

Perdagangan baru bermunculan, yaitu para pengasah lensa dan ahli kacamata.

Tentu saja, sangat sedikit yang diketahui tentang hukum optik, dan bahkan lebih sedikit lagi tentang sifat cahaya. Bukannya tidak ada upaya untuk menemukan dan memahami hal-hal tersebut. Sudah sejak lama para ilmuwan tertarik pada hukum optik, misalnya para ilmuwan Yunani kuno.

Euklides mengetahui hukum pemantulan cahaya, Aristoteles mempelajari pembiasan cahaya, dan Ptolemaeus bahkan mengukur sudut datang dan sudut bias cahaya. Orang Yunani menggunakan cermin cekung untuk menyalakan kayu.

Optika dipelajari oleh para ilmuwan Arab. Sekitar 900 tahun yang lalu muncullah risalah ilmiah tentang optika oleh Ibnu Haitham, yang selama hampir 400 tahun berikutnya menjadi karya paling lengkap dan terbaik tentang optika.

Catatan:
1. Euklides (hidup pada 300 SM), kadang-kadang disebut Euklides dari Aleksandria untuk membedakannya dari Euklides dari Megara, adalah seorang matematikawan Yunani, sering disebut sebagai "pendiri geometri" atau "bapak geometri."

2. Aristoteles (384-322 SM) adalah seorang filsuf dan polymath Yunani selama periode Klasik di Yunani Kuno, murid Plato.

3. Klaudius Ptolemaeus (90-168 M), adalah seorang ahli geografi, astronom, dan astrolog yang hidup pada zaman Helenistik di provinsi Romawi, Aegyptus.

4. Abu Ali Muhammad al-Hasan bin al-Haitsam atau Ibnu Haitham (965-1039 M), di Barat lebih dikenal dengan nama Alhazen, adalah seorang ilmuwan Islam yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat. Ibu Haitham melakukan banyak penelitian tentang cahaya, dan memberikan banyak inspirasi pada ilmuwan Barat, misalnya Roger Bacon dan Kepler dalam menciptakan mikroskop serta teleskop.

Banyak ilmuwan Eropa Abad Pertengahan menaruh minat pada hukum optik. Mereka mempelajari cara kerja lensa dan mencoba menjelaskan fenomena pelangi.

Mereka sudah melakukan eksperimen dalam pembiasan cahaya dengan bantuan prisma kaca asahan (ground glass). Ini masih jauh dari sains sejati dalam pengertian modern.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun