Dari sudut pandang mereka, perahu pesiar itu bergerak bukan hanya ke arah tanda panah b tetapi juga ke arah garis putus-putus a, yang berlawanan dengan arah perahu dayung mereka (lihat gambar di atas).
Dua gerakan perahu pesiar, yaitu yang sebenarnya dan yang tampak dari perahu dayung, diresolusi sesuai dengan aturan jajaran genjang.
Hasilnya adalah orang-orang di perahu dayung mengira bahwa perahu pesiar itu bergerak sepanjang garis diagonal jajaran genjang ab. Itulah alasannya mengapa mereka mengira bahwa perahu pesiar itu bukan bertolak di titik M, tetapi di titik N, yang lebih jauh di depan perahu dayung (lihat gambar di atas).
Karena kita bergerak bersama bumi dalam jalur orbitnya, kita juga memplot posisi bintang-bintang secara keliru, seperti yang dilakukan orang-orang di dalam perahu dayung ketika ditanya ke mana perahu pesiar itu lepas landas.
Kita melihat bintang-bintang bergeser sedikit ke depan dalam arah gerakan orbit bumi. Tentu saja, kecepatan bumi bisa diabaikan dibandingkan dengan kecepatan cahaya (10.000 kali lebih kecil) dan, akibatnya, perpindahan bintang ini, yang dikenal sebagai penyimpangan cahaya, tidak signifikan. Namun, kita bisa mendeteksinya dengan bantuan instrumen astronomi.
Jika Anda menyukai masalah perahu pesiar di atas, jawablah 2 pertanyaan lain yang terkait dengan masalah yang sama.
1. Menurut perkiraan orang-orang di dalam perahu pesiar, ke mana arah orang-orang dalam perahu dayung bergerak?
2. Menurut perkiraan orang-orang di dalam perahu pesiar, menuju ke manakah perahu dayung itu?
Untuk menjawab, Anda harus membuat sebuah jajaran genjang kecepatan pada vektor a (lihat gambar di atas), yang diagonalnya akan menunjukkan bahwa dari sudut pandang para penumpang perahu pesiar, perahu dayung itu tampaknya bergerak miring, seolah-olah menuju ke pantai.
Kepustakaan:
1. Perelman, Y., Physics for Entertainment, Book 1, Shkarovsky, A. (Transl.), Foreign Language Publishing House, Moscow, 1936.
2. Diary Johan Japardi.
3. Berbagai sumber daring.
Jonggol, 10 Agustus 2021
Johan Japardi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H