Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Kusut Masai Akhiran "ar" yang Menjebak

9 Agustus 2021   03:02 Diperbarui: 9 Agustus 2021   03:26 664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mie instan Indonesia. Sumber: cnn.com

Ini makanan populer atau popular? Kenapa popularitasnya bahkan sampai ke Afrika?

Istilah kusut masai mempunyai alternatif kusut kasau, kusut mesut atau kusut masut, dan kusut murut yang semuanya bersinonim satu sama lain, tinggal pilih yang mana yang hendak Anda jadikan preferensi, karena kata kedua yang digandengkan dengan kata kusut bermakna "sangat."

Kusut sendiri bermakna: tersimpul jalin-menjalin tidak keruan* hingga sukar diuraikan (rambut, benang, dan sebagainya).

*keruan, bukan karuan.

Dalam artikel ini saya akan mengulas tentang contoh kekusutmasaian ini, yaitu pada kata yang diakhiri dengan "ar," juga "al" yang kita adopsi dari bahasa Inggris.

Mungkin bagi Anda sekalian ini adalah hal yang remeh-temeh, tetapi bagi saya ini sangat-sangat menjebak dan menimbulkan kerancuan besar, dan saya mengupayakan sebuah usulan yang mungkin bisa dijadikan solusi atau setidaknya pemahaman penggunaan istilah terkait, dan setidaknya lagi, di antara sesama penulis di Kompasiana.

Saya memulai dengan memberikan contoh istilah yang sudah diadopsi dengan benar. Bagi Anda yang pernah belajar ilmu kimia, ada topik tentang larutan, lalu sifat koligatif larutan, yang dipengaruhi oleh jenis zat apa yang dilarutkan ke dalam pelarut.

Konsentrasi larutan atau jumlah zat terlarut di dalam larutan dinyatakan sebagai molaritas dan molaritas (dari bahasa Inggris molarity dan molality).
1. Kata dasar molaritas adalah molar, dan
2. Kata dasar molalitas adalah molal.

Sejauh ini tidak masalah, karena kita mengadopsi kata molar dan molal berdasarkan huruf-huruf "ar" dan "al," bukan bunyinya seperti yang biasa dilakukan dalam bahasa Jepang ketika mengadopsi istilah asing.

Selanjutnya, pikiran Anda pasti mengarah ke "oh, kalau begitu, ke dalam bahasa Indonesia, adaptasi berdasarkan bunyi dong yang menimbulkan masalah, bahkan kekusutmasaian itu?" Anda benar!

Mari kita lihat adaptasi bunyi itu dari kata "popular," sebuah kata sifat yang bermakna dikenal dan disukai orang banyak (umum).

Pertanyaan-pertanyaan logis terkait adopsi dan adaptasi bunyi kata ini yang bisa kita ajukan:
1. Kenapa dalam bahasa Indonesia, kata "popular" berubah menjadi "populer" (dibaca dengan menggunakan e taling), sedangkan dalam bahasa Inggris lafalnya tidak demikian?
2. Jika kita menerima cara adaptasi pada nomor 1 di atas, lho lho lho, kenapa kata benda dari "popular," yaitu "popularity," dalam bahasa Indonesia menjadi "popularitas," bukan "populeritas"?

Mengapa kita tidak bisa menetapkan satu kaidah dasar yang benar dan konsisten mengaplikasikan kaidah tersebut agar istilah-istilah yang kita adaptasi dari bahasa Inggris tidak menjadi jebakan yang kusut masai itu?

Masih banyak contoh jebakan ini dan saya berharap rekanda Kompasianer bisa menginformasikannya kepada saya via komentar, dan artikel ini pun menjadi satu lagi naratif evolvabel (evolvable narrative) saya, bandingkan dengan artikel: Naratif Evolvabel: Cikal Bakal Bacaan di Masa Depan? dengan contoh-contoh dalam artikel: Sandi Fonologis: Sebuah Artikel Inpromptu Saya.

Sebagian contoh dari istilah-istilah kusut masai lain yang telah saya kumpulkan dan bisa saya sampaikan di sini:
1. Angular menjadi anguler (berhubungan dengan sudut).
2. Binocular menjadi binokuler (lensa berganda pada mikroskop atau teropong).
3. Cellular menjadi seluler (berhubungan dengan sel).
4. Circular menjadi sirkuler (berhubungan dengan lingkaran, atau surat edaran).
5. Consular menjadi konsuler (berhubungan dengan konsul atau konsulat).
6. Corpuscular menjadi korpuskuler (berhubungan dengan eritrosit atau sel darah merah)
7. Linear menjadi linier (berhubungan dengan garis).
8. Molecular menjadi molekuler (berhubungan dengan molekul).
9. Ocular menjadi okuler (lensa pada mikroskop yang dekat ke mata).
10. Vascular menjadi vaskuler (berhubungan dengan pembuluh darah)

Dan sebagainya (menunggu addendum dari pembaca yang berkenan).

Dengan mengamati semua situasi di atas, usulan yang bisa saya buat adalah: setidaknya untuk sementara waktu sampai kaidah dasarnya ditetapkan oleh KBBI (kalau memang berminat), gunakan saja semuanya, entah akhiran "ar" atau "er": populer - popularitas, vaskuler - vaskularisasi, apa lagi? dengan mengingat bahwa dalam bahasa Inggris semuanya adalah "ar":

Mudah-mudahan artikel berisi konten remeh-temeh ini bisa bermanfaat, walau secuil.

Jonggol, 9 Agustus 2021

Johan Japardi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun