Yang jelas, manfaat yang saya rasakan dari wejangan pak Tjipta ini adalah: teruslah menulis dengan landasan niat baik dan...... saya lanjutkan dengan bahasa Inggris: Do your best and God will surely take care of the rest.
Terimakasih ekung Tjipta dan uti Ros atas perhatian yang kalian curahkan kepada anak-anak dan cucu-cucu atau mungkin juga cicit-cicit kalian di Kompasiana.
Beberapa Kompasianer lain juga sudah menulis artikel apresiasi untuk bapak dan ibu Tjipta, dan artikel ini saya tulis dalam kaitan dengan Topik Pilihan "Tetap Produktif Meski Sudah Pensiun, Mengapa Tidak?, karena bapak dan ibu Tjiptalah pelaku yang nyata dari Topik Pilihan yang satu ini.
Saya berharap suatu hari kelak, ada orang yang berbaik hati dan mau berjerihpayah membuat katalog tulisan kalian, yang saya lihat bertema umum besar "Berbagi manfaat lewat artikel-artikel berdasarkan pengalaman hidup yang mendekati oktagenarian."
Akhir kata, saya sudahi artikel apresiasi ini dengan mengutip terjemahan saya atas teks lagu Randy Travis yang berjudul "Three Wooden Crosses":
Yang penting bukan apa yang kau bawa pergi ketika meninggalkan dunia ini, tetapi apa yang kau tinggalkan (buat orang lain) ketika kau pergi.
Catatan:
1. Artikel ini terinspirasikan oleh tulisan rekanda Kompasianer Y. Edward Horas S., Sebuah Artikel Apresiasi untuk Bapak Johan Japardi.
2. Sangat menakjubkan betapa di dunia maya, di sebuah tempat bernama Kompasiana, orang-orang, tanpa pernah bertatap muka, bisa menjalin jembatan rasa dan persahabatan lewat tulisan, hasil penuangan rasa yang menjadi makna dan manfaat.
Jayalah Kompasiana, jayalah Kompasianer. Say YES to NO PENSION! kata begawan kita.
Jonggol, 8 Agustus 2021
Johan Japardi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H