Travelator atau marga laju memiliki banyak istilah dalam bahasa Inggris, antara lain:
1. Moving walkway.
2. Autowalk.
3. Skywalk.
4. Horizontal escalator.
5. Moving pavement.
6. Moving sidewalk.
7. People mover.
8. Travolator atau travelator.
Travelator, yang paling sering kita temukan di bandara-bandara besar, adalah sebuah mekanisme konveyor yang bergerak lambat, yang mengangkut orang-orang sepanjang sebuah bidang horizontal atau bidang miring* dengan jarak tempuh pendek atau menengah.
*Bidang miring yang dimaksudkan di sini tentunya tidak seterjal sebuah eskalator. Ini jelas terlihat dari istilah nomor 4 di atas, yaitu horizontal escalator (eskalator horizontal).
Travelator bisa digunakan dengan berdiri maupun berjalan di atasnya dan biasanya dipasang untuk pergerakan 2 arah.
Travelator dipasang di bandara-bandara besar di mana para penumpang dengan barang bawaan yang berat biasanya harus berjalan jauh. Travelator  di bandara tersebut biasanya  digunakan di lorong-lorong antara aula dan terminal, dalam lorong-lorong yang panjang, sebagai penghubung antar terminal, atau sebagai akses ke fasilitas parkir atau stasiun transportasi darat.
Dengan adanya travelator, tentunya kita tidak akan ketinggalan untuk boarding ke dalam pesawat dan terbang tepat waktu.
1. Di stasiun kereta atau metro bawah tanah.
2. Di area perkotaan yang padat untuk menghubungkan banyak jalan, misalnya di Hong Kong. Semakin banyak perencana kota yang mengeksplorasi bagaimana travelator bisa membuat terobosan ke area dan tempat lain dalam kehidupan perkotaan.
Jadi travelator menjadi sebuah penghubung perkotaan yang mengurangi kegiatan kita berjalan kaki, dan dengan demikian meningkatkan mobilitas perkotaan dan bahkan bisa dikembangkan sebagai alternatif yang lebih hijau untuk bentuk transportasi perkotaan yang lebih umum seperti mobil, bus, dan kereta bawah tanah.
3. Di museum untuk memastikan bahwa pameran dalam museum dilihat dalam urutan tertentu, memberikan efek estetika tertentu, dan memastikan kerumunan bergerak dengan kecepatan yang sesuai.
4. Di taman margasatwa, dan tempat-tempat lain yang memerlukan travelator.
Menarik untuk disimak bahwa travelator telah dikembangkan sejak lebih dari 8 dekade yang lalu ketika Perelman menulis bukunya, Physics for Entertainment, dan pada masa itu istilah yang digunakan untuk travelator adalah istilah nomor 5 di atas, yaitu moving pavement (trotoar bergerak) dan penggunaan travelator masih terbatas hanya di pameran-pameran.
Sebuah travelator didasarkan pada prinsip relativitas gerak. Travelator pertama muncul di Pameran Chicago pada 1893, dan pameran Paris 1900 juga memiliki travelator.
Gambar di atas menunjukkan sebuah sarang dari travelator 5 lajur dengan kecepatan yang berbeda. Lajur terluar adalah yang paling lambat dan kecepatannya hanya 5 km/jam, kecepatan kita berjalan, sehingga membuat lajur ini cukup mudah untuk dinaiki.
Lajur ke-2 di sebelahnya memiliki kecepatan 10 km/jam. Cukup berbahaya jika kita melompat ke atasnya dari trotoar yang tidak bergerak, tetapi untuk menyeberang ke lajur ini dari lajur pertama cukup sederhana, karena selisih kecepatannya dengan lajur pertama hanya 5 km/jam, sama dengan selisih kecepatan trotoar yang tidak bergerak dengan lajur terluar.
Ini berarti mudah untuk menyeberang dari lajur pertama ke lajur ke-2 seperti halnya menyeberang dari tanah ke lajur pertama.
Lajur ke-3 memiliki kecepatan 15 km/jam, tetapi sekali lagi cukup mudah untuk diseberangi dari lajur ke-2. Demikian seterusnya untuk lajur ke-4 dan lajur terakhir atau lajur ke-5 yang masing-masing memiliki kecepatan 20 km/jam dan 25 km/jam.
Berdiri di lajur ke-5 ini penumpang akhirnya mencapai tujuannya dengan berpindah dari lajur ke lajur sampai dia kembali ke trotoar yang tak bergerak.
Catatan:
Saya melihat bahwa bahaya justru muncul ketika berpindah dari lajur ke-5 ini ke trotoar yang tidak bergerak, atau jika "peraturan" pindah lajur di atas dipatuhi, orang yang berada di lajur ke-5 harus mengatur waktu yang tepat untuk berpindah ke lajur ke-4, lalu ke-3, ke-2, pertama, dan terakhir ke trotoar yang tidak bergerak di ujung lajur.
Saya menduga itulah alasannya mengapa travelator sekarang hanya dibuat 1 lajur (2 arah) dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan kita berjalan. Pengaturan seperti ini juga menghemat ruang untuk menempatkan travelator sekaligus menghemat material yang digunakan untuk membuat travelator.
Kepustakaan:
1. Perelman, Y., Physics for Entertainment, Book 2, Shkarovsky, A. (Transl.), Foreign Language Publishing House, Moscow, 1936.
2. Diary Johan Japardi
3. Berbagai sumber daring.
Jonggol, 4 Agustus 2021
Johan Japardi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H