Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Fisika untuk Hiburan 43 (Mekanika Dasar): Travelator (Marga Laju)

4 Agustus 2021   01:42 Diperbarui: 4 Agustus 2021   01:55 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travelator perkotaan. Sumber: https://www.urban-hub.com/smart_mobility/moving-walkways-alternative-urban-transportation/

4. Di taman margasatwa, dan tempat-tempat lain yang memerlukan travelator.

Menarik untuk disimak bahwa travelator telah dikembangkan sejak lebih dari 8 dekade yang lalu ketika Perelman menulis bukunya, Physics for Entertainment, dan pada masa itu istilah yang digunakan untuk travelator adalah istilah nomor 5 di atas, yaitu moving pavement (trotoar bergerak) dan penggunaan travelator masih terbatas hanya di pameran-pameran.

Sebuah travelator didasarkan pada prinsip relativitas gerak. Travelator pertama muncul di Pameran Chicago pada 1893, dan pameran Paris 1900 juga memiliki travelator.

Travelator. Sumber: Physics for Entertainment, Book 2, hlm. 18.
Travelator. Sumber: Physics for Entertainment, Book 2, hlm. 18.

Gambar di atas menunjukkan sebuah sarang dari travelator 5 lajur dengan kecepatan yang berbeda. Lajur terluar adalah yang paling lambat dan kecepatannya hanya 5 km/jam, kecepatan kita berjalan, sehingga membuat lajur ini cukup mudah untuk dinaiki.

Lajur ke-2 di sebelahnya memiliki kecepatan 10 km/jam. Cukup berbahaya jika kita melompat ke atasnya dari trotoar yang tidak bergerak, tetapi untuk menyeberang ke lajur ini dari lajur pertama cukup sederhana, karena selisih kecepatannya dengan lajur pertama hanya 5 km/jam, sama dengan selisih kecepatan trotoar yang tidak bergerak dengan lajur terluar.

Ini berarti mudah untuk menyeberang dari lajur pertama ke lajur ke-2 seperti halnya menyeberang dari tanah ke lajur pertama.

Lajur ke-3 memiliki kecepatan 15 km/jam, tetapi sekali lagi cukup mudah untuk diseberangi dari lajur ke-2. Demikian seterusnya untuk lajur ke-4 dan lajur terakhir atau lajur ke-5 yang masing-masing memiliki kecepatan 20 km/jam dan 25 km/jam.

Berdiri di lajur ke-5 ini penumpang akhirnya mencapai tujuannya dengan berpindah dari lajur ke lajur sampai dia kembali ke trotoar yang tak bergerak.

Catatan:
Saya melihat bahwa bahaya justru muncul ketika berpindah dari lajur ke-5 ini ke trotoar yang tidak bergerak, atau jika "peraturan" pindah lajur di atas dipatuhi, orang yang berada di lajur ke-5 harus mengatur waktu yang tepat untuk berpindah ke lajur ke-4, lalu ke-3, ke-2, pertama, dan terakhir ke trotoar yang tidak bergerak di ujung lajur.

Saya menduga itulah alasannya mengapa travelator sekarang hanya dibuat 1 lajur (2 arah) dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan kita berjalan. Pengaturan seperti ini juga menghemat ruang untuk menempatkan travelator sekaligus menghemat material yang digunakan untuk membuat travelator.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun