Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Fisika untuk Hiburan 19 (Cairan): Mesin Perpetual Palsu

30 Juli 2021   04:48 Diperbarui: 30 Juli 2021   04:51 644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mesin "perpetual" yang tidak eksis. Sumber: buku Physics for Entertainment, Book 1, hlm. 90.

Bahkan seandainya untuk sesaat minyak mencapai bejana atas dari mesin "perpetual" palsu itu karena gaya kapiler, sumbu yang seharusnya mengangkat minyak malah akan menurunkannya ke tangki bawah.

Alat imajinatif ini mirip dengan alat berpenggerak air lainnya, yang ditemukan oleh mekanik Italia Strada si Tua pada 1575.

Desain kuno dari mesin
Desain kuno dari mesin "perpetual" yang digerakkan oleh air untuk memutar batu penggiling. Sumber: buku Physics for Entertainment, Book 1, hlm. 91.

Gambar di atas menunjukkan perangkat Strada yang lucu ini. Saat berbelok, sekrup Archimedes mengangkat air ke tangki atas, dari mana ia mengalir keluar melalui sebuah alur untuk menggerakkan dayung roda pengisi tangki yang ditunjukkan pada sudut kanan bawah.

Roda ini memutar penggiling dan secara bersamaan bekerja melalui beberapa roda gigi dengan sekrup Archimedes yang sama yang mengangkat air ke tangki atas. Singkat cerita, sekrup memutar roda dan roda memutar sekrup!

Jika alat semacam itu mungkin, hal yang paling sederhana adalah melempar tali ke atas katrol dan mengikat beban yang sama ke setiap ujungnya. Saat satu beban turun, beban itu akan mengangkat beban lainnya, yang, jika turun, akan mengangkat beban pertama. Bukankah itu akan menjadi mesin "perpetual" yang bagus?

Catatan:
Pada 2017, keadaan materi baru, kristal waktu, ditemukan di mana pada skala mikroskopis atom-atom komponen kristal berada dalam gerak berulang yang terus-menerus, sehingga memenuhi definisi harfiah "gerak perpetual." Namun, kristal itu bukan merupakan mesin perpetual dalam pengertian tradisional maupun melanggar hukum termodinamika, karena berada dalam keadaan dasar kuantumnya, sehingga tidak ada energi yang bisa diekstraksi darinya. Kristal tersebut menunjukkan gerak tanpa energi.

Kepustakaan:
1. Perelman, Y., Physics for Entertainment, Book 1, Shkarovsky, A. (Transl.), Foreign Language Publishing House, Moscow, 1936.
2. Diary Johan Japardi
3. Berbagai sumber daring.

Jonggol, 30 Juli 2021

Johan Japardi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun