Renium tahan panas.
4 unsur dalam golongan 7 masing-masing adalah Mangan (Mn), Teknesium (Tc), Renium (Re), dan Bohrium (Bh). Mangan sudah saya bahas dalam artikel: Mangan Selawe (Mn-25) yang Bukan Makan, dan Teknesium dalam: Teknesium, Unsur Buatan Pertama untuk Pencitraan Medis. Sekarang kita lanjutkan dengan unsur ke-3, yaitu Renium dengan nomor atom 75.
Seperti Teknesium, Renium mengisi celah yang diidentifikasi oleh Mendeleev dalam tabel periodiknya. Sama seperti dia menamakan unsur 1 di bawah Mangan (Teknesium) sebagai Ekamangan, Mendeleev menamakan unsur 2 di bawah Mangan ini Dwimangan.
Eka adalah kata Sansekerta yang berarti "satu"dan dwi berarti "dua."
Catatan:
Jika kita menelusuri biografi Mendeleev, ternyata dia juga adalah seorang pembelajar bahasa Sansekerta.
Renium sangat langka di alam. Hanya 1 atom dari setiap miliar atom dalam kerak bumi adalah atom Renium.
Renium ditemukan pada 1925 oleh kimiawan Jerman Walter Noddack, Ida Tacke (yang kemudian menikah dengan Noddack) dan Otto Berg, dengan menggunakan spektroskopi sinar-X mineral Platinum. Mereka menamakan unsur penemuan mereka Renium, berdasarkan Rhenus, kata Latin untuk sungai utama di tanah air mereka, Rhine.
Beberapa ilmuwan membantah penemuan itu, tetapi pada 1928, Noddack, Tacke dan Berg berhasil menghasilkan lebih dari 1 gram Renium, dari hampir 700 kilogram bijih Molibdenum.
Renium memiliki titik leleh yang sangat tinggi, dan bisa tetap padat pada temperatur yang ekstrem.
Renium memang ada di alam, tetapi dalam jumlah yang sangat kecil, ke-4 terakhir dari unsur paling melimpah dalam kerak bumi.
Untuk unsur selangka itu, Renium memiliki berbagai penggunaan yang mengejutkan dan sekitar 50 ton diproduksi setiap tahun, sebagian besar dari bijih Molibdenite. Ketika bijih tersebut dipanggang selama produksi Molibdenum, Renium bereaksi dengan oksigen untuk membentuk Renium(VII) oksida (Re2O7) yang lepas sebagai gas. Gas itu diabsorpsi saat keluar dari cerobong asap, lalu diproses untuk mengekstraksi Renium.
Jika Teknesium adalah unsur pertama yang ditemukan setelah dibuat secara artifisial, Renium adalah unsur terakhir yang ditemukan yang memiliki setidaknya 1 isotop stabil yang terdapat dalam mineral.
Dalam keadaan murni, Renium lebih padat daripada emas, dengan titik leleh yang sangat tinggi.
Ini memungkinkan paduan yang terbuat dari Renium digunakan dalam kondisi yang sangat panas, misalnya di dalam tabung mesin sinar-X, juga dalam saluran pembuangan roket dan mesin jet pesawat tempur.
Penggunaan terbesar dari Renium adalah dalam paduan yang diharapkan untuk menahan temperatur tinggi dan sebagian besar paduan yang mengandung Renium digunakan dalam mesin jet dan turbin gas lainnya.
Penggunaan penting lainnya dari Renium adalah sebagai katalis dalam industri minyak untuk mempercepat pemecahan molekul Hidrokarbon besar dalam minyak atau gas.
2 isotop radioaktif Renium digunakan dalam radioterapi untuk mengobati kanker hati, prostat, dan tulang, serta mengurangi rasa sakit yang terkait dengan kanker tertentu.
Meskipun jarang ditemukan, Renium ditemukan dalam bijih besi tertentu, dan ahli geologi menggunakan metode berdasarkan peluruhan isotop Renium radioaktif untuk menentukan usia batuan dari 1 miliar tahun yang lalu. Penanggalan Renium-Osmium melibatkan isotop radioaktif Renium-187, yang meluruh menjadi Osmium-187 dengan waktu paruh lebih dari 40 miliar tahun.
Kepustakaan:
1. How It Works - Book of the Elements, ed. 5, Imagine Publishing Ltd., United Kingdom, 2016.
2. Periodic Table Book - A Visual Encyclopedia, Dorling Kindersley Limited (Penguin Random House), Great Britain, 2017.
3. Diary Johan Japardi.
4. Berbagai sumber daring.
Jonggol, 19 Juli 2021
Johan Japardi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H