Jika Teknesium adalah unsur pertama yang ditemukan setelah dibuat secara artifisial, Renium adalah unsur terakhir yang ditemukan yang memiliki setidaknya 1 isotop stabil yang terdapat dalam mineral.
Dalam keadaan murni, Renium lebih padat daripada emas, dengan titik leleh yang sangat tinggi.
Ini memungkinkan paduan yang terbuat dari Renium digunakan dalam kondisi yang sangat panas, misalnya di dalam tabung mesin sinar-X, juga dalam saluran pembuangan roket dan mesin jet pesawat tempur.
Penggunaan terbesar dari Renium adalah dalam paduan yang diharapkan untuk menahan temperatur tinggi dan sebagian besar paduan yang mengandung Renium digunakan dalam mesin jet dan turbin gas lainnya.
Penggunaan penting lainnya dari Renium adalah sebagai katalis dalam industri minyak untuk mempercepat pemecahan molekul Hidrokarbon besar dalam minyak atau gas.
2 isotop radioaktif Renium digunakan dalam radioterapi untuk mengobati kanker hati, prostat, dan tulang, serta mengurangi rasa sakit yang terkait dengan kanker tertentu.
Meskipun jarang ditemukan, Renium ditemukan dalam bijih besi tertentu, dan ahli geologi menggunakan metode berdasarkan peluruhan isotop Renium radioaktif untuk menentukan usia batuan dari 1 miliar tahun yang lalu. Penanggalan Renium-Osmium melibatkan isotop radioaktif Renium-187, yang meluruh menjadi Osmium-187 dengan waktu paruh lebih dari 40 miliar tahun.
Kepustakaan:
1. How It Works - Book of the Elements, ed. 5, Imagine Publishing Ltd., United Kingdom, 2016.
2. Periodic Table Book - A Visual Encyclopedia, Dorling Kindersley Limited (Penguin Random House), Great Britain, 2017.
3. Diary Johan Japardi.
4. Berbagai sumber daring.
Jonggol, 19 Juli 2021
Johan Japardi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H