Iridium lebih tahan lama daripada Platinum dan tembaga, dan karena itu lebih disukai untuk digunakan dalam busi. Iridium juga dicampur dengan Osmium untuk membuat paduan yang disebut Osmiridium, yang digunakan pada kompas dan ujung pulpen untuk membuatnya lebih keras.
Iridium digunakan dalam berbagai paduan dan katalis, khususnya di mana ketahanan terhadap suhu tinggi dan keausan diperlukan, dalam industri elektronik, kedirgantaraan dan kimia. Seperti Rodium, Iridium sering digunakan dalam catalytic converter pada mobil dan kendaraan lain.
Pada 1980-an, Iridium memberikan petunjuk penting dalam kisah detektif ilmiah yang luar biasa. Ahli geologi tidak dapat mengetahui apa yang menyebabkan kepunahan massal yang terjadi sekitar 66 juta tahun yang lalu.
Fisikawan Amerika Luis Walter Alvarez dan putranya Walter menemukan lapisan tanah liat kaya Iridium di bebatuan di seluruh dunia. Mereka menyarankan bahwa ini adalah dampak meteorit sekitar 66 juta tahun yang lalu, yang menyebabkan kepunahan dinosaurus itu.
Alvarez berpendapat bahwa itu karena sebuah asteroid berdiameter sekitar 10 kilometer menghantam bumi. Dampaknya adalah terlemparnya benda-benda tinggi ke atmosfer, menghalangi sinar matahari dan mendorong planet kita ke periode musim dingin yang sunyi, yang cukup untuk menyebabkan kepunahan massal.
Terlepas dari kritik awal terhadap hipotesis Alvarez, banyak bukti yang telah dikumpulkan setuju dengan itu, termasuk jejak kawah kolosal yang berpusat di lepas pantai Meksiko, sehingga hipotesis Alvarez sekarang diterima secara luas.
Kepustakaan:
1. How It Works - Book of the Elements, ed. 5, Imagine Publishing Ltd., United Kingdom, 2016.
2. Periodic Table Book - A Visual Encyclopedia, Dorling Kindersley Limited (Penguin Random House), Great Britain, 2017.
3. Diary Johan Japardi.
4. Berbagai sumber daring.
Jonggol, 18 Juli 2021
Johan Japardi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H