Penggunaan Mangan
Mangan digunakan untuk memperkuat baja untuk pembuatan rel kereta api dan pelapis tank. Beberapa baterai sel kering berisi campuran yang mengandung Mangan oksida. Senyawa Mangan juga ditambahkan ke dalam bensin dan digunakan untuk membersihkan kotoran dari kaca agar bening, dan untuk memberi warna ungu pada kaca.
1. Koin AS dari Perang Dunia II dibuat menggunakan Mangan dan Nikel karena persediaan perak terbatas.
2. Baja rel kereta api yang mengandung Mangan yang telah ditambahkan untuk membuatnya lebih kuat.
3. Kaca yang diwarnai dengan menambahkan senyawa Mangan yang disebut permanganat.
4. Baterai sel kering berisi campuran yang mengandung Mangan oksida.
5. Bensin yang mengandung senyawa Mangan, yang toksisitasnya lebih rendah dari Timbal atau Plumbum (Pb).
Seperti halnya banyak logam transisi, Mangan sangat penting untuk semua makhluk hidup, meskipun jumlah yang dibutuhkan sangat kecil. Â Fungsi banyak enzim tergantung pada atom-atom Mangan, termasuk "kompleks pelepas oksigen" yang melepaskan oksigen dari air sebagai bagian dari fotosintesis pada tumbuhan.
Pada manusia, Mangan terlibat dalam berbagai proses, termasuk pembentukan jaringan ikat, produksi faktor pembekuan darah dan regulasi metabolisme. Tubuh manusia dewasa mengandung sekitar 12 mg Mangan, dan sekitar 5 mg diperlukan setiap hari dari makanan.
Makanan yang kaya akan unsur Mangan antara lain kacang-kacangan, gandum, Â nanas, telur, minyak zaitun, kacang hijau dan tiram. Akan tetapi, dalam konsentrasi yang lebih tinggi, Mangan beracun. Asupan harian dalam jangka panjang dari 10 mg Mangan atau lebih bisa menyebabkan berbagai masalah, misalnya kelainan neurologik, dan terhambatnya penyerapan zat besi dari makanan.
Kepustakaan:
1. How It Works - Book of the Elements, ed. 5, Imagine Publishing Ltd., United Kingdom, 2016.
2. Periodic Table Book - A Visual Encyclopedia, Dorling Kindersley Limited (Penguin Random House), Great Britain, 2017.
3. Diary Johan Japardi.
4. Berbagai sumber daring.
Jonggol, 24 Juni 2021
Johan Japardi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H