Pada zaman kuno, Magnesia adalah wilayah Yunani kuno, yang akhirnya menjadi bagian dari Thessaly kuno. Awalnya dihuni oleh orang-orang Magnete, Magnesia adalah celah yang panjang dan sempit antara Gunung Ossa dan Pelion di barat dan di laut timur yang memanjang dari mulut Peneus di utara hingga Teluk di selatan Pagasaean.
Ada beberapa hal menarik yang membuat saya menulis tentang unsur Mangan (Mn) yang tepat berada di sebelah kanan unsur Krom (Cr) yang sudah saya bahas dalam artikel: Vanadium dan Krom dalam Banyak Perkakas Tangan, yaitu:
1. Dari kata Yunani kuno Magnesia di atas, diturunkan nama 2 unsur dalam tabel periodik, yaitu Magnesium  (Mg), nomor atom 12, dan Mangan (Mn), nomor atom 25.
2. Mn dalam bahasa Inggris disebut Manganese, dalam bahasa Indonesia Mangan, identik dengan kata Jawa yang bermakna "makan."
3. Mangan selawe adalah jembatan ingatan untuk unsur Mangan-25 atau Mn-25.
Selawe bisa dimaknai sebagai seneng-senenge lanang lan wedok, usia puncak asmara pria dan wanita, yang biasanya ditandai dengan pernikahan. Jadi Mangan adalah pemuda atau pemudi yang dimaksud dengan Mangan selawe.
4. Sejak dulu, senyawa Mangan, yaitu Kalium permanangat (KMnO4) sangat terkenal sebagai sediaan antiseptik berbentuk serbuk yang digunakan untuk membersihkan luka dan infeksi jamur. Kalium permanganat merupakan zat pengoksidasi kuat dengan sifat disinfektan dan penghilang bau. Di apotek-apotek, Kalium permangat lebih dikenal dengan akronim nama Latinnya, PK (Permanganas Kalikus).
Mangan
Dalam tabel periodik, Mangan (Mn) termasuk dalam periode 4 atau logam transisi, logam tanah, blok-d, dan golongan 7. Golongan 7 meliputi unsur Mangan (Mn), Teknesium (Tc), Rehnium (Rh) dan juga termasuk Bohrium (Bh), unsur yang tidak ada secara alami dan memiliki nomor atom lebih tinggi dari Uranium (U), dan dengan demikian memiliki fitur pada bagian unsur Transuranium.
Mangan adalah logam transisi yang paling melimpah ke-3 dalam kerak bumi, dan unsur yang paling melimpah ke-12 secara keseluruhan unsur.
Di alam terdapat banyak mineral Mangan, misalnya Rhodochrosite, mineral yang berwarna-warni. Bentuk murni logam Mangan diperoleh terutama dari bijih Pyrolusite. Mangan murni padat, keras dan rapuh.
Unsur Mangan terdapat dalam air laut sebagai senyawa Mangan hidroksida dan Mangan oksida, yang telah menumpuk berlapis-lapis selama jutaan tahun untuk membentuk massa di dasar laut.
Penggunaan Mangan
Mangan digunakan untuk memperkuat baja untuk pembuatan rel kereta api dan pelapis tank. Beberapa baterai sel kering berisi campuran yang mengandung Mangan oksida. Senyawa Mangan juga ditambahkan ke dalam bensin dan digunakan untuk membersihkan kotoran dari kaca agar bening, dan untuk memberi warna ungu pada kaca.
1. Koin AS dari Perang Dunia II dibuat menggunakan Mangan dan Nikel karena persediaan perak terbatas.
2. Baja rel kereta api yang mengandung Mangan yang telah ditambahkan untuk membuatnya lebih kuat.
3. Kaca yang diwarnai dengan menambahkan senyawa Mangan yang disebut permanganat.
4. Baterai sel kering berisi campuran yang mengandung Mangan oksida.
5. Bensin yang mengandung senyawa Mangan, yang toksisitasnya lebih rendah dari Timbal atau Plumbum (Pb).
Seperti halnya banyak logam transisi, Mangan sangat penting untuk semua makhluk hidup, meskipun jumlah yang dibutuhkan sangat kecil. Â Fungsi banyak enzim tergantung pada atom-atom Mangan, termasuk "kompleks pelepas oksigen" yang melepaskan oksigen dari air sebagai bagian dari fotosintesis pada tumbuhan.
Pada manusia, Mangan terlibat dalam berbagai proses, termasuk pembentukan jaringan ikat, produksi faktor pembekuan darah dan regulasi metabolisme. Tubuh manusia dewasa mengandung sekitar 12 mg Mangan, dan sekitar 5 mg diperlukan setiap hari dari makanan.
Makanan yang kaya akan unsur Mangan antara lain kacang-kacangan, gandum, Â nanas, telur, minyak zaitun, kacang hijau dan tiram. Akan tetapi, dalam konsentrasi yang lebih tinggi, Mangan beracun. Asupan harian dalam jangka panjang dari 10 mg Mangan atau lebih bisa menyebabkan berbagai masalah, misalnya kelainan neurologik, dan terhambatnya penyerapan zat besi dari makanan.
Kepustakaan:
1. How It Works - Book of the Elements, ed. 5, Imagine Publishing Ltd., United Kingdom, 2016.
2. Periodic Table Book - A Visual Encyclopedia, Dorling Kindersley Limited (Penguin Random House), Great Britain, 2017.
3. Diary Johan Japardi.
4. Berbagai sumber daring.
Jonggol, 24 Juni 2021
Johan Japardi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H