Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Peribahasa dalam Beberapa Bahasa tentang Keluarga

16 Juni 2021   23:34 Diperbarui: 16 Juni 2021   23:36 1766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keluargaku, sumber: myenglishteacher.eu

Sekarang umumnya sebuah keluarga terdiri dari 1 generasi (suami dan isteri), atau 2 generasi (suami, isteri, dan anak-anak mereka). Sudah jarang ada keluarga seperti dulu yang bisa sampai 3 generasi bahkan lebih.

Orangtua
Dengan adanya generasi yang lebih tua di dalam sebuah keluarga, dan aplikasi peribahasa Belanda: Hoe meer zielen, hoe meer vreugd (Semakin banyak orang, semakin banyak pula sukacita), semakin bersemaraklah sebuah keluarga. 

Lihat artikel saya: Peribahasa dalam Beberapa Bahasa untuk Pergaulan.

Kita bisa belajar dari begitu banyak peribahasa yang merupakan kristalisasi kearifan para leluhur kita, dan orangtua di depan mata kita harus selalu kita hormati karena merekalah sumber yang hidup dari kearifan itu.

 Intinya, bagaimana kita berperilaku kepada orangtua sudah disimpulkan dalam: Mikul dhuwur mendhem jero, dan dalam bahasa Mandarin: Quzhi laocheng jizi ke xiangyi (Jika menghormati orang-orang tua yang berpengalaman, dalam kebingungan Anda bisa mengandalkan mereka).

Bagaimana dengan orangtua atau orang tua-tua sendiri? Saya ingat dalam diary saya pernah saya tulis sebuah peribahasa, mungkin satu-satunya yang pernah ada, tentang bagaimana seharusnya seorang orangtua berperilaku kepada anaknya. 

Inilah peribahasa yang sangat mengagetkan (utamanya orangtua) itu, hanya 6 aksara: 要得好, 老敬小 Yao de  hao,  lao jing xiao (Jika hendak akur, orang yang tua menghormati yang muda), benar-benar sebuah special case untuk "dari dan ke mana arah penghormatan itu."

Sesama Anggota Keluarga
Di bawah ini saya sajikan beberapa peribahasa yang kearifannya bisa dipetik untuk dipedomani dalam hubungan sesama anggota keluarga:
Cubit paha kanan paha kiri pun berasa sakit (Jika suatu anggota keluarga disakiti seluruh anggota keluarga ikut merasakannya).

Tercincang puar bergerak andilau (Jika seseorang dihina, tentu keluarga atau kaumnya akan turut tersinggung juga). Puar adalah jahe hutan, sedangkan andilau adalah pohon yang tingginya mencapai 15 meter, mudah dan cepat tumbuh sehingga cocok untuk penghutanan kembali lereng-lereng bukit yang gundul.

Nama baik keluarga harus dijaga, jangan sampai ada anggota keluarga yang: Menebas buluh serumpun (Merusak seluruh nama keluarga), atau: Berbuat jahat jangan sekali, terbawa cemar segala ahli (Jangan sekali-kali berbuat jahat karena nama baik keluarga akan terbawa-bawa menjadi buruk).

Keakuran di antara sesama anggota keluarga juga harus dijaga, dan apa-apa yang hendak dikerjakan sebaiknya dirundingkan lebih dulu: Elok kata dalam mufakat, buruk kata di luar mufakat (Apa yang hendak dikerjakan sebaiknya dibicarakan dulu dengan kaum keluarga),
hindari apa yang sudah diingatkan oleh peribahasa: Ayam laga sekandang (Berkelahi atau bertengkar dengan keluarga sendiri), bahkan sampai: Diserakkan padi awak diimbaukan orang lain (Orang lain dipelihara, keluarga sendiri disia-siakan), atau: Laki pulang kelaparan, dagang lalu ditanakkan (Orang lain ditolong, tetapi keluarga sendiri ditelantarkan), atau: Mencampakkan batu ke luar (Lebih suka berbuat baik kepada orang lain daripada kepada keluarga sendiri).

Jika terjadi perselisihan antar anggota keluarga, ingatlah: Seperti pinggan dengan mangkuk salah sedikit hendak berantuk (Perselisihan antara suami istri atau kaum keluarga merupakan hal yang biasa), dan: Sebusuk-busuk daging dikincah dimakan juga, seharum-harum tulang dibuang (Jika keluarga berbuat ulah akan dimarahi, tetapi setelah itu diampuni).

Jangan sekali-kali seorang anggota keluarga pula yang melakukan hal-hal yang tidak baik kepada keluarganya, seperti: Memancing dalam belanga (Mencari keuntungan dalam lingkungan keluarga sendiri), atau: Mengembang ketiak amis (Menceritakan keburukan kaum keluarga sendiri), atau: Menghadapkan bedil pulang (Merugikan/mencelakakan keluarga sendiri) dan pada akhirnya menjadi: Musuh dalam selimut (Musuh yang amat dekat, dari lingkungan keluarga sendiri).

Ingatlah, bahwa: Potong hidung rusak muka (Orang yang berbuat kurang baik kepada keluarga sendiri akan beroleh malu juga).

Beberapa peribahasa Inggris untuk diaplikasikan dalam keluarga:
Blood is thicker than water (Darah lebih kental ketimbang air). Hubungan dalam keluarga lebih penting dan kuat ketimbang hubungan di luar keluarga. Keluarga Anda akan selalu ada untuk Anda, apa pun yang terjadi, bahkan ketika Anda telah berpisah atau mengatakan sesuatu yang tidak baik. Namun orang-orang yang berada di luar keluarga Anda mungkin meninggalkan Anda ketika keadaan sulit, atau mungkin pergi ketika Anda mengatakan sesuatu yang tidak baik.  

Children are a poor man's riches (Anak-anak adalah kekayaan orang miskin). Seorang yang miskin menemukan kekayaan melalui anak-anaknya, karena anak-anaklah sumber kebahagiaannya, dan anak-anak pula warisannya. Melalui anak-anak, nama dan harapannya akan terus berlanjut. Seorang lelaki miskin tidak punya pilihan selain menyerahkan semua yang dia miliki (semua harapan dan impiannya) kepada anak-anaknya. Padahal, di sisi lain, orang kaya dapat mengandalkan kekayaannya untuk warisannya.

Anak-anak
Lihat uraian saya dalam artikel: Peribahasa dalam Beberapa Bahasa tentang Kasih Sayang Orangtua.

Rukun agawe santosa crah agawe bubrah (Keluarga atau negara yang rukun akan kuat sedangkan yang tidak rukun maka akan mudah dijajah dan hancur). Lihat artikel saya: Ku Tak Sendiri, Bersama Itu Indah, Tetanggaku adalah Saudaraku.

Jonggol, 16 Juni 2021

Johan Japardi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun