Buku-buku Peribahasa dan Pantun.
Peribahasa dalam Beberapa Bahasa tentang Pengalaman ini juga hanya sekelumit yang bisa saya sampaikan dari begitu banyak peribahasa yang ada.
Belum Berpengalaman dan Sudah Berpengalaman
Ada satu warna, satu kata, yang digunakan dalam peribahasa berbagai bahasa untuk menyebutkan seseorang yang belum berpengalaman, yaitu: hijau. Contoh: Dia masih hijau dalam tulis menulis. Ini bisa dipahami karena hijau adalah warna buah yang belum matang.
Dalam bahasa Mandarin, ini juga disebut: Wushan tou kaimen, Orang yang belum melihat wajah dunia (Orang yang belum berpengalaman).
Makan asam garam (Sudah berpengalaman dalam hidup). Dalam bahasa lisan, saya pernah mendengar varian peribahasa ini dalam gaya hiperbolik dan hanya menggunakan kata "garam," Â tapi dibandingkan dengan "nasi": Â "Jangan kau sok mengajari pak tua itu, garam yang beliau makan sudah lebih banyak daripada nasi yang kau makan," atau "Jembatan yang beliau lalui sudah lebih panjang daripada jalan yang kau jalani."
Air beriak tanda tak dalam (Orang yang banyak bicara biasanya tak banyak ilmunya). Untuk orang yang belum cukup berpengalaman tapi sok tahu ini, ada peringatan dari peribahasa: Kalau kail panjang sejengkal, jangan laut hendak diduga (Kalau belum mempunyai banyak ilmu pengetahuan /pengalaman jangan dicoba berlawanan dengan orang yang pandai).
Sebaliknya, Air tenang menghanyutkan (Orang yang kelihatannya pendiam, namun ternyata banyak menyimpan ilmu pengetahuan dalam pikirannya).
Namun, sepandai-pandainya seseorang, jangan sampai merasa hebat, karena: Di atas langit masih ada langit (ketika kita merasa hebat atau pandai, jangan lupa bahwa masih ada orang lain yang lebih hebat atau lebih pandai dari kita).
Dalam bahasa Inggris ada peribahasa: The older a person gets, the blurrier his vision becomes, but the more clearly he sees human nature (Semakin tua seseorang, semakin kabur penglihatannya, tetapi semakin jelas dia melihat watak manusia).
Yang kita katakan: Pengalaman adalah guru yang terbaik, telah dikatakan oleh Julius Caesar, 21 abad yang lalu: Ut est rerum omnium magister usus (Pengalaman adalah guru dari semua hal).
Penghormatan kepada orangtua, sejalan dengan mikul dhuwur mendhem jero, dalam bahasa Mandarin disebut dalam peribahasa:
Quzhi laocheng jizi ke xiangyi (Jika menghormati orang-orang tua yang berpengalaman, dalam kebingungan Anda bisa mengandalkan mereka).