Bagurdap
Bagurdap adalah contoh manusia toksik yng pernah saya ceritakan dalam artikel-artikel relevan sebelumnya. Bagurdap adalah orang yang suka pamer dengan "tingkat spiritualitas" yang bukan menjadi ranah penilaian manusia, tapi dia berharap demikian.
Di satu sisi, Bagurdap menunjukkan sifat dan perilaku yang tak perlu saya sebutkan berulang lagi (baca saja dari artikel-artikel saya dalam Topik Pilihan Lingkungan Kerja Toksik), karena kalau saya ulangi walau sesedikit apa pun, itu hanya akan mencemari keluhuran Hari Lahir Pancasila.
Di sisi lain, karena lingkungannya jauh berbeda dengan kantor, Bagurdap hampir tidak pernah absen mengikuti ibadah, baik di rumah ibadah maupun di rumah jemaat, bahkan di rumahnya Bagurdap menyediakan sebuah ruang khusus untuk latihan bernyanyi, yang dilengkapi dengan segala macam instrumen musik yang diperlukan.
Saya sendiri tak henti-hentinya memikirkan "Di mana kuletakkan ajaran agamaku? Di dalam perbuatanku sehari-hari."
Kalau tidak eling, saya akan memasuki sebuah dunia yang penuh kemunafikan, lain yang saya ucapkan lain pula yang saya lakukan, kebenaran dan kebaikan yang sudah saya pelajari saya biarkan mengendap dalam pikiran, dan tak ada setitik pun manfaat yang bisa dirasakan oleh orang lain dengan eksistensi saya di bumi, dan saya menjadi seorang pengambil sejati (real taker) yang dalam hidup hanya mengambil sebanyak-banyaknya manfaat dari sebanyak-banyaknya orang lain.
Semoga saya dan para pembaca saya tidak demikian adanya.
Pancasila, dimulai dengan sila pertama, Ketuhanan yang Maha Esa, menjadi bahan pembelajaran penting dan utama, seumur hidup saya.
Selamat Hari Lahir Pancasila.
Jonggol, 1 Juni 2021
Johan Japardi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H