Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Mengapa Sulit Menerima Kekurangan Pasangan?

31 Mei 2021   21:02 Diperbarui: 31 Mei 2021   21:12 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya menemukan 3 merek, T, P, J, semuanya produk impor berharga mahal. Karena memang harga yang murah tidak masuk dalam kriteria saya, ini tidak jadi masalah.

Harga berbanding lurus dengan fitur canggih.

Dari ketiga mereka ini, T memiliki pot yang paling tebal, 4 mm, punya 1 fitur tambahan yang tak dimiliki oleh P dan J pula (ini mengejutkan sekaligus menyenangkan saya), yaitu fungsi fermentasi, yang langsung membawa pikiran saya untuk mencoba memasak kue bika Ambon, lihat artikel saya: Bika Ambon Rice Cooker, dan saya lebih senang lagi setelah membeli rice cooker T dan bisa membuat kue ini dengan menghilangkan banyak kerepotan jika dibuat secara konvensional, cara almarhumah ibu saya.

Adakah kekurangan rice cooker ini? Ada. Hanya tersedia dalam 1 warna, putih, sedangkan P dan J punya 3 pilihan warna, putih, hitam, dan merah. Apakah kekurangan ini jadi masalah bagi saya? Sama sekali tidak, karena fungsi fermentasi itu sangat penting bagi saya dan dengan sendirinya kekurangan atau kelemahan si putih itu saya terima tanpa ada ganjalan rasa.

Alangkah indahnyalah jika cara menerima kelebihan dan kekurangan ini bisa diaplikasikan ke dalam sebuah pernikahan, yang toh sudah ditunjukkan sendiri oleh Jane di atas, tapi hanya terbatas selama berpacaran, inkonsisten setelah menikah.

Suami Jane sendiri sejak masih lajang sudah terbiasa memasak sendiri makanannya secara seadanya, dan juga mencuci sendiri pakaiannya, yang tinggal dia masukkan ke dalam washing machine, dan untuk kembali ke keadaannya seperti ketika masih lajang bukanlah hal yang sulit baginya, yang sulit adalah melupakan semua memori tentang Jane, yang pernah masuk dalam kehidupan pribadinya, dan itu sangat berharga baginya.

Orang yang dengan niat baik menjodohkan temannya harus siap menerima sebuah konsekuensi perceraian: teman yang bercerai itu bukan hanya menyalahkan diri dan/atau pasangannya, tapi juga orang yang menjodohkan dia.

Jonggol, 31 Mei 2021

Johan Japardi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun