Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Buku Kesukaan Putri Saya

17 Mei 2021   20:36 Diperbarui: 17 Mei 2021   20:42 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Putri dengan sebagian koleksi novel kesukaannya, 17 Mei 2021.

Sekali lagi, Selamat Hari Buku Nasional.

Kali ini yang hendak saya bagikan adalah buku-buku kesukaan Putri. Dalam artikel Cersil Kho Ping Hoo yang Saya Baca Sejak SD Kelas 4, saya sudah menayangkan tentang perkembangan perpustakaan pribadi Putri dari 2 tanggal yang berbeda, yaitu 21 Desember 2017 dan 28 Mei 2020.
Ini adalah perpustakaan itu pada awalnya:

dokpri
dokpri
Perpustakaan pribadi Putri Natalia Japardi, 10 Oktober 2016.

Dengan semakin banyaknya buku Putri, lemari buku ini sudah tidak kuat menampung dan menjadi rusak, sehingga kemudian diganti dengan sebuah rak yang dibuat sendiri oleh omnya Putri. Masa-masa awal, ketika Putri masih dikelas 6 SD, saya membelikan novel Lima Sekawan karya Enid Blyton yang pernah sangat digemari para remaja. Saya sempat terkejut ketika menanyakan apakah Putri sudah mulai membaca Enid Blyton, dia menjawab sudah semua (8 buku) yang dia baca. Kelihatannya minat baca Putri sudah mulai tumbuh dan ini adalah hal yang menggembirakan.

Dengan berjalannya waktu, saya pun lalu memperkenalkan Putri dengan novel-novel yang berkaitan dengan cerita Little House on the Praire (Rumah Kecil di Padang Rumput) karya  Laura Ingalls Wilder, dan ketika penerbit Libri mengabari saya bahwa mereka akan meluncurkan novel Little House Seri Rose yang berjudul Negeri Apel Merah Besar, saya pun mengarahkan Putri untuk melakukan sendiri pra-pesanan novel ini. Putri juga memiliki ebook dan hasil cetak sendiri karya Laura Ingalls Wilder berbahasa Inggris: Little House on the Prairie dan Little House in the Big Woods. Pada waktu liburan, Putri akan menonton drama seri Little House on the Praire yang totalnya 9 musim, 211 video, bersama beberapa video film lepasnya.

dokpri
dokpri
Novel Little House Seri Rose: Negeri Apel Merah Besar, difoto pada 16 Mei 2021.

Selain itu Putri yang minatnya pada penulis semakin variatif, mulai membaca Sun Go Kong Jilid 1 dan 2 karya Yan Wijaya, Drakula karya Bram Stokerdan sekarang Risa Saraswati, yang saya awali dengan membelikan 1 novel berjudul Marianne atas permintaan Putri sendiri, lalu 15 judul lainnya yang saya beli pada 11 Mei 2021 yang lalu, lihat: Kekagetan Kecil di Gramedia Cileungsi.

Tidak ketinggalan, dalam koleksi Putri ada 2 novel tebal karya Margaret Mitchell: Gone with the Wind, dan sekuelnya: Scarlett, karya Marga T: Sekuntum Nozomi, novel-novel karya Chiung Yao: seri Huanzhu Gege (Putri yang Mengembalikan Mutiara) yang sudah difilmkan menjadi drama seri My Fair Princess dalam 3 musim: My Fair Princess I pada 1998, My Fair Princess II pada 1999, dan My Fair Princess III pada 2003, dll.

Beda dulu beda sekarang, kalau dulu bacaan saya kebanyakannya cersil, majalah dan novel berbahasa Inggris warisan kakek saya, sekarang Putri membaca dari lebih banyak penulis. Yang penting dia suka dengan buku-buku itu dan membacanya dengan sukacita. Putri juga sudah belajar dari saya bagaimana cara menyampul buku dengan paling cepat dan paling rapi.

Saya sejak dulu berkeyakinan bahwa sampai kapan pun buku cetak tidak akan tergantikan seluruhnya oleh e-book, dan kabar terkini yang saya dengar malah Amazon hendak menaikkan harga e-book, yang tentu akan membuat orang-orang semakin banyak membeli versi cetaknya.

Di masa depan, antara lain melalui Kompasiana, akan ada semakin banyak naratif evolvabel, lihat artikel saya: Naratif Evolvabel: Cikal Bakal Bacaan di Masa Depan?

Jadi pembaca tinggal menentukan pilihan, mau membaca buku cetak, ebook (hasil ketikan maupun digitalisasi buku cetak), atau naratif evolvabel yang bisa melibatkan dirinya sendiri, entah sebagai penulis atau pengembang lebih lanjut dari kernel naratif penulis lain.

Tampaknya sayalah orang pertama yang mencetuskan gagasan tentang kernel naratif dan naratif evolvabel ini, dan mudah-mudahan saya masih bisa melihat realisasi dan perkembangannya kelak.

Sebagai penutup, saya tampilkan kembali beberapa kutipan dalam artikel saya, Seni Membaca:
"Tinggalkan buku yang kamu tidak suka baca, dan biarkan orang-orang lain membacanya." - Yuan Zhonglang.

"Seorang cendekiawan yang sudah tidak membaca apapun selama tiga hari merasakan bahwa perkataannya tidak punya citarasa (menjadi hambar), dan wajahnya sendiri menjadi dibenci untuk dilihat (di cermin)." - Huang Shangu.

"Jika seseorang memiliki hasrat belajar, dia bisa belajar di sekolah desa, atau bahkan di padang pasir atau jalanan yang padat, dan bahkan bisa sambil memotong kayu atau menggembalakan ternak. Tetapi jika seseorang tidak memiliki hasrat belajar, bahkan rumah yang tenang di desa atau pulau yang menyenangkan sekali pun bukan tempat yang tepat baginya untuk belajar." - Ceng Guofan.

Jonggol, 17 Mei 2021

Johan Japardi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun