Di masa depan, antara lain melalui Kompasiana, akan ada semakin banyak naratif evolvabel, lihat artikel saya: Naratif Evolvabel: Cikal Bakal Bacaan di Masa Depan?
Jadi pembaca tinggal menentukan pilihan, mau membaca buku cetak, ebook (hasil ketikan maupun digitalisasi buku cetak), atau naratif evolvabel yang bisa melibatkan dirinya sendiri, entah sebagai penulis atau pengembang lebih lanjut dari kernel naratif penulis lain.
Tampaknya sayalah orang pertama yang mencetuskan gagasan tentang kernel naratif dan naratif evolvabel ini, dan mudah-mudahan saya masih bisa melihat realisasi dan perkembangannya kelak.
Sebagai penutup, saya tampilkan kembali beberapa kutipan dalam artikel saya, Seni Membaca:
"Tinggalkan buku yang kamu tidak suka baca, dan biarkan orang-orang lain membacanya."Â - Yuan Zhonglang.
"Seorang cendekiawan yang sudah tidak membaca apapun selama tiga hari merasakan bahwa perkataannya tidak punya citarasa (menjadi hambar), dan wajahnya sendiri menjadi dibenci untuk dilihat (di cermin)." - Huang Shangu.
"Jika seseorang memiliki hasrat belajar, dia bisa belajar di sekolah desa, atau bahkan di padang pasir atau jalanan yang padat, dan bahkan bisa sambil memotong kayu atau menggembalakan ternak. Tetapi jika seseorang tidak memiliki hasrat belajar, bahkan rumah yang tenang di desa atau pulau yang menyenangkan sekali pun bukan tempat yang tepat baginya untuk belajar." - Ceng Guofan.
Jonggol, 17 Mei 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H