Selai Serikaya (Coconut-milk Jam) Buatan Putri, 28 April 2019.
Selai Serikaya ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan buah serikaya yang biasa ditulis dengan "srikaya."
Dalam bahasa Inggris, Wikipedia menyebutnya sebagai Coconut Jam, tapi saya rasa lebih tepat dinamai Coconut-milk Jam.
Di negara-negara tetangga kita, serikaya disebut "kaya" saja. Di Sumatera Utara, serikaya adalah selai yang sangat digemari oleh masyarakat, biasanya dimakan bersama roti tawar saat sarapan, rasanya gurih manis dengan aroma kelapa yang wangi. Berwarna kuning kecoklatan atau hijau pandan dan memiliki konsistensi yang kental. Â
Boleh-boleh saja negara tetangga kita menyebut serikaya adalah selai khas mereka karena menurut pengamatan saya ini memang termasuk dalam kuliner Nyonya-Baba (Peranakan). Yang penting saya bisa membuatnya dan berbagi resep saya kepada orang lain.
Di Singapura, serikaya sangat dihargai dan salah sebuah produk yang terkenal adalah Raffles Signature Kaya Jam, yang sekarang harga per 200 gramnya mencapai Rp. 120.000 lebih jika dibeli di Raffles Arcade Singapura.
Salah sebuah kebiasaan orang Sumatera Utara yang lazimnya disebut orang Medan adalah ke mana pun mereka merantau, mereka yang berprofesi sebagai pedagang menyediakan produk-produk daerah dengan pelanggan utama sesama perantau, contohnya Minuman Bersoda Cap Badak yang saya sebutkan dalam artikel cerpen saya: Hanya Gara-gara Satu Kata: Peningkatan, aneka cemilan dari Pematang Siantar, hasil laut Tanjungbalai Asahan yang dikeringkan, dan tak ketinggalan, serikaya, dll.
Serikaya terbuat dari campuran santan, gula, telur, dll. Di masa kecil saya, kami sering membeli serikaya dari tetangga persis di sebelah rumah yang menjual roti. Ibu saya juga pernah membuatnya sendiri, dan orang dulu memang cukup sabar memasak serikaya ini karena dilakukan di atas penangas air (waterbath) dan membutuhkan waktu minimal 1,5 jam sambil mengaduk terus campuran bahannya.
Setelah saya merantau ke Jakarta, setiap kali saya ingin memakan roti dengan serikaya, dengan mudah saya membelinya di Jalan Mangga Besar, karena tidak jauh dari kantor saya di Jalan Gajah Mada. Kemudian saya pindah dari Jalan Gajah Mada dan mulai berpikir untuk membuat sendiri serikaya ini. Mulailah saya bereksperimen dengan lab masakan (dapur) saya dan dengan dasar berpikir bahwa sebuah rice cooker memiliki termostat, maka saya bisa menggunakan rice cooker sebagai pengganti penangas air. Hasilnya? Serikaya bisa saya buat dalam waktu kurang dari setengah jam! Kelebihannya? Bisa dinikmati hangat-hangat!
Pernah ada sebuah kejadian unik. Seorang teman dari Jerman berkunjung ke Jakarta. Sebelum ke Jakarta, dia terlebih dulu menyelesaikan beberapa agenda di Singapura. Dari sana dia membawakan saya 1 toples Raffles Signature Kaya Jam. Sorenya saya menghadiahi dia setoples serikaya buatan sendiri. Dia kaget, dan saya katakan, serikaya saya punya kelebihan bebas zat tambahan, bisa dinikmati hangat-hangat dan hanya bisa bertahan setengah hari, karena langsung ludes.
Belakangan, saya pun mengajarkan resep sederhana saya kepada Putri dan inilah dia:
Selai Serikaya Buatan Putri Natalia