Qiu Chuji, karya pelukis Guo Xu, 1503.
Saya kaget, tatkala, melalui tautan ke tautan-tautan lain sewaktu saya melacak tentang tokoh-tokoh dunia persilatan dalam cersil (Inggris: Wuxia novel atau wuxia fiction) Jin Yong (nama pena Louis Cha Leung-yung, dalam hal ini, seri Shediao Yingxiongzhuan (Pendekar Pemanah Burung Rajawali), saya menemukan bahwa Wang Chongyang (11 Januari 1113 - 22 Januari 1170), sang pendiri Aliran Quanzhen, adalah tokoh nyata yang hidup pada masa Dinasti Song, termasuk 7 orang muridnya, dan penerus mereka sampai sekarang, setidaknya sampai dengan masa revolusi kebudayaan di China. Namun, adik seperguruan Wang Chongyang, yakni Zhou Botong bergelar Lao Wantong (Bocah Tua Nakal) adalah tokoh fiksional rekaan Jin Yong.
Sungguh luar biasa! Saya membayangkan imajinasi seorang Jin Yong dan ketelatenannya dalam merangkai cerita yang melibatkan tokoh-tokoh nyata ini dengan tokoh-tokoh rekaan.
Berikut saya berikan rangkuman saya untuk seri ini untuk menambah informasi kepada para pembaca karya Jin Yong, dulu, sekarang, maupun kelak, dalam bahasa Mandarin, dialek Hokkien, bahasa Indonesia, dan sebagian dalam bahasa Inggris. Di sini ada bagian seri yang ditulis bukan oleh Jin Yong sendiri, tapi..... penulis cersil Indonesia yang dengan kreativitas mereka mengembangkan sendiri cerita Jin Yong, entah ini diketahui oleh Jin Yong atau tidak.
Setahu saya cerita kembangan ini belum ada yang diterjemahkan sungsang ke dalam bahasa Mandarin, tidak seperti karya Kho Ping Hoo yang malah memperkaya khazanah cersil China itu sendiri (baca artikel saya: Bodhidharma dan Biara Shaolin di Dengfeng, Henan, China.)
Â
Urutan Seri
1. Huashan Lunjian *(Hoasan Lunkiam, Pertikaian Tokoh-tokoh Persilatan, harf. Pertandingan Pedang di Gunung Huashan)
Cerita kembangan hasil karya penulis cersil Indonesia antara lain:
- See Tok Ouw Yang Hong Tay Toan (Si Racun Dari Barat) karya Jin Yong (nama penulis asli tidak dicantumkan).
*Sampai saat ini saya belum menemukan karya asli Jin Yong dengan judul Huashan Lunjian, apakah karena ini juga karya penulis cersil Indonesia?
DVD dengan judul ini baru saya temukan di WorldCat. Â - 23 April 2021.
Saya catat ada 3 kembangan cerita seri ini dalam bentuk video drama:
- Zhong Shentong Wang Chongyang (Rage and Passion, Televisi Hong Kong, 1992)
- Jiuyin Zhenjing (The Mystery of The Condor Hero atau The Legend of the Condor Heroes: Nine Yin Scriptures - Kiu'im Cinkeng, Kitab Sembilan Bulan, harf. Kitab Sembilan Hawa Yin, TV Jade Hong Kong, 1993) Â
- Nandi Beigai (The Condor Heroes Return, Lamtee Pakkai, Pangeran dan Pengemis, harf. Kaisar Selatan dan Pengemis Utara, TV Jade Hong Kong, 1994)
Catatan:
Banyak kerancuan dalam bahasa Inggris yang menyebutkan Condor Heroes (Pendekar Rajawali) padahal ceritanya belum dimulai.
Untuk selanjutnya, saya tidak lagi memberikan tautan ke cersil yang bersangkutan, karena bisa dicari sendiri dengan menggunakan judul sebagai kata kunci.
2. Shediao Yingxiongzhuan (Siatiauw Enghiong, Kisah Pemanah Burung Rajawali).
3. Shendiao Xiali (Sintiaw Hiaplu, Pasangan Pendekar Rajawali Sakti).
Dari sini, terdapat beberapa kembangan cerita oleh penulis cersil Indonesia:
- Sintiaw Thianlam (Rajawali Sakti dari Langit Selatan, Lanjutan Sintiaw Hiaplu). Judul ini terbalik, mestinya Lamthian Sintiaw.
- Biruang Salju (Lanjutan Sintiaw Thianlam).
4. Yitian Tulongji (Toliongto, Golok Pembunuh Naga, harf. Pedang Langit dan Golok Pembunuh Naga)
5. Wudang (Butong), tersedia hanya dalam video drama seri.
Tokoh-tokoh Nyata
1. Wang Chongyang, 7 murid Wang Chongwang:
2. Ma Yu, garis keturunan: Yuxian.
3. Tan Chuduan, garis keturunan: Nanwu.
4. Liu Chuxuan, garis keturunan: Suishan
5. Qiu Chuji, garis keturunan: Longmen.
6. Wang Chuyi, garis keturunan: Yushan.
7. Hao Datong, garis keturunan: Huashan
8. Sun Bu'er, garis keturunan: Qingjing. Satu-satunya murid perempuan Wang Chongyang. Dia menikah dengan saudara seperguruannya, Ma Yu.
Melalui garis keturunan masing-masing, penerus ketujuh murid Wang Chongyang ini bisa dilacak. Satu yang hendak saya sebutkan di sini, Qiu Chuji (10 Februari 1148 – 21 Agustus 1227), yang bergelar Changchun Zhenjen (Master Changchun,  harf. Manusia Sejati Musim Semi Abadi).
Pada 1219, Qiu Chuji pernah diundang oleh Genghis Khan untuk mengunjungi beliau melalui sepucuk surat bertanggal 15 Mei 1219. Qiu Chuji meninggalkan rumahnya di Shandong pada Februari 1220 dan melakukan perjalanan ke Beijing. Ketika mengetahui bahwa Genghis telah pergi ke Barat, dia menghabiskan musim semi do Beijing. Pada Februari 1221, Changchun meninggalkan Beijing, melintasi Mongolia timur ke kemah Otchigin, adik bungsu Genghis Khan, di dekat Danau Buyur di Kerulen atas - sekarang lembah sungai Kherlen-Amur.
Kelanjutan perjalanan ini, sampai akhirnya Qiu Chuji bertemu Genghis Khan dan ditugasi untuk mengawasi seluruh wilayah China, bisa dibaca di halaman Wikipedia yang menjadi tautan Qiu Chuji di atas, yang juga terdapat dalam halaman Wikipedia tentang garis keturunannya, Daoisme Longmen (Gerbang Naga) sampai dengan masa kejatuhan Dinasti Qing.
Sayang, setelah destruksi agama selama Revolusi Kebudayaan, pemahaman orang tentang Daoism (yang masih secara keliru ditulis dengan: Taoisme), menjadi lebih terbatas ke jenis Daoism yang dipraktikkan dalam kelenteng-kelenteng yang terletak di pusat-pusat kota.
Catatan:
Bagi para penggemar Jin Yong, jika berkesempatan mengunjungi Hangzhou, jangan ketinggalan menyinggahi Yunsong shushe (Rumah Buku Awan Pinus), sebuah rumah taman yang didirikan oleh almarhum  Jin Yong, yang sampai sekarang memiliki berjuta-juta penggemar.
Jonggol, 15 April 2021
Johan Japardi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H