Pelajaran berharga diperoleh skuad "Garuda Asia" kita timnas Indonesia U-15. Dengan perjuangan keras Indonesia berhasil mengamankan satu poin saat laga grup A Piala AFF U-15 2017 melawan Myanmar. Pertandingan yang hanya berjalan 80 menit diwaktu normal ini berlangsung di Stadion IPE Chonburi Campus Thailand. Indonesia berada satu grup dengan lawan-lawan tangguh yaitu tuan rumah Thailand , Myanmar, Laos, dan Singapura.
Sebelumnya asa tinggi sempat disematkan kepada timnas U-15 ini saat berhadapan dengan timnas Myanmar. Karena pada pertandingan sebelumnya yaitu saat perhelatan Turnamen Thien Phong Cup 2017 di Vietnam pada Juni 2017 yang lalu, Garuda Asia menekuk Myanmar dengan skor yang cukup telak yaitu 4-1. Sehingga diatas kertas Indonesia tentunya akan dengan mudah mengatasi perlawanan Myanmar pada pertandingan ini.
Namun pada pertandingan yang telah berlangsung sore kemarin (Minggu, 9 Juli 2017) harus diakui keberhasilan tim kepelatihan Myanmar yang sukses membenahi kekurangan permainan mereka pada laga sebelumnya. Myanmar bermain solid dan mengandalkan serangan balik yang beberapa kali kerap membahayakan gawang tim Garuda Asia yang dikawal Ahludz Dzikri Fikri.
Indonesia memang sempat unggul cepat tepatnya pada menit ketiga Rendy Juliansyah berhasil membawa keunggulan sementara memanfaatkan sepak pojok David Maulana. Bahkan Indonesia berpeluang menambah gol pada menit ke 24 yang sangat disayangkan gagal disarangkan kembali oleh Rendy juliansyah pemain jebolan Liga Kompas Gramedia Panasonic. Sepakannya melebar padahal tinggal berhadapan satu lawan satu dengan penjaga gawang Myanmar.
Lima menit kemudian pemain belakang Indonesia Reza Fauzan melakukan blunder didalam kotak penalti. Walhasil wasit meniupkan peluit dan memberikan hadiah penalty untuk Myanmar. Walaupun Ahludz Dzikri Fikri berhasil membaca arah bola ke sisi kiri gawang tapi bola yang dating terlalu deras dan menjadikan skor 1-1.
Belum lepas dari kejutan gol penyeimbang tersebut, Indonesia harus kebobolan lagi untuk kedua kalinya hanya dua menit berselang. Gagalnya Reza Fauzan menghalau umpan silang mendatar disisi kanan pertahanan Indonesia, membuat penyerang Myanmar bernomor 9 LM Htwe yang juga tidak terkawal dengan mudah menceploskan bola ke gawang Ahludz Dzikri Fikri. Hingga berakhirnya babak pertama, Indonesia masih tertinggal 1-2 dari Vietnam.
Pada babak kedua pelatih Fachri Husaini menginstruksikan anak asuhnya untuk tampil menyerang penuh. Beberapa penggantian pemain seperti masuknya Yadi Mulyadi, Amiruddin Bagus dan Miftahul Husyen dilakukan selain karena faktor stamina yang menurun juga menambah opsi variasi serangan karena karakter pemain yang dimasukkan berbeda dari pemain sebelumnya.
Akhirnya gol yang dinantikan datang juga saat pertandingan memasuki masa injury time. Sebuah serangan sporadis para pemain Garuda Asia membuat barisan pertahanan Myanmar yang mulai menurun stamina dan konsentrasinya membuat Miftahul Husyen tidak terkawal dan melepaskan tendangan keras dari sisi depan kotak penalti. Skor 2-2 saat wasit kemudian meniupkan peluit tanda berakhirnya pertandingan.
Skor ini patut kita syukuri. Bukan hanya karena tetap mendapatkan poin tapi pertandingan ini seharusnya akan membawa pemain kita lebih baik lagi dipertandingan selanjutnya. Sebuah pelajaran berharga bahwa tim yang pernah dihadapi tentunya akan berbeda jika mereka telah belajar dari kesalahannya di masa lalu.
Indonesia secara keseluruhan memang tidak tampil trengginas seperti pada pertandingan-pertandingan pra turnamen sebelumnya. Absennya Hamsa Lestaluhu gelandang enerjik dan kreatif tim Garuda Asia karena cedera membuat permainan tim asuhan Fachri Husaini masih belum seimbang. Pelatih Fachri Husaini memang belum menemukan pengganti yang pas dengan mencoba beberapa nama dipertandingan kemarin namun hasilnya masih sering tterjadi miskomunikasi di lini tengah dan skema penyerangan Indonesia.
Secara kemampuan individu sebenarnya pemain kita lebih mumpuni. Kemampuan mengolah bola dan dribbling yang baik kerap dipertontonkan dipertandingan sebelumnya. Namun pada pertandingan kemarin pemain kita nampak kesulitan mengalirkan bola ataupun melakukan penetrasi. Ada beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi diantaranya demam panggung dan juga penggunaan rumput sintetis di lapangan pertandingan. Karakteristik rumput sintetis memang berbeda dengan rumput asli. Walaupun hal ini seharusnya tidak menjadi kambing hitam menurunnya performa permainan tapi sejujurnya penggunaan rumput sintetis mempengaruhi permainan.
Tapi harus diakui juga ada beberapa kelemahan yang harus segera dibenahi oleh pelatih tim Fachri Husaini. Permainan Indonesia mengandalkan umpan pendek yang lebih banyak bergerak langsung dari sisi tengah lapangan. Padahal penyerang Indonesia Rendy Juliansyah memiliki postur tubuh yang cukup tinggi. Tidak ada salahnya Coach Fachri menambah variasi dengan menggerakkan pemain sayap kita untuk mengirimkan umpan lambung langsung ke jantung pertahanan tim lawan. Karena saat lawan merapatkan barisan pertahanannya, pemain kita kerap kesulitan untuk menembus atau masuk ke area kotak penalti lawan.
Pemain kita juga kerap melakukan kesalahan sendiri karena kerap terburu-buru untuk segera bergerak ke depan. Banyak laju bola dari belakang harus terhenti ditengah karena bola sudah berhasil dikuasai lawan. Dan serangan balik lawan juga akhirnya merepotkan pemain kita karena banyak pemain sudah bergerak jauh didepan dan hanya meninggalkan 2-3 pemain disisi pertahanan. Â David Maulana yang biasanya bermain sebagai gelandang bertahan dan pengatur serangan awal (deep lying playmaker) , kemarin diinstruksikan Coach Fahcri untuk lebih menyerang. Hal ini karena absennya gelandang menyerang kita Hamsa Lestaluhu. Coach Fachri Husaini nampak kesulitan menerapkan permainan kombinasi dan transisi positif seperti pada pertandingan-petandingan sebelum turnamen.
Kinerja lini pertahanan juga perlu segera dibenahi. Saat terjadi serangan balik, transisi permainan tampak berjalan tidak mulus. Para pemain belakang kerap panik karena hanya tersisa 2-3 pemain saja. Dan faktor kematangan serta wawasan dalam bermain juga perlu ditingkatkan. Ketegantungan lini tengah Indonesia muda sebelumnya terhadap David Maulana dan Hamsa Lestaluhu segera harus diatasi dengan permainan yang lebih kolektif. Coach Fachri Husaini tentunya sudah memiliki beberapa opsi yang dapat mengatasi hal ini.
Di sisi lain harus diakui tim kepelatihan Myanmar sudah berhasil membuat timnas Myanmar lebih kompetitif. Mereka telah belajar dari kegagalan dan kekalahan sebelumnya. Myanmar bermain solid dengan mengandalkan zona marking saat bertahan. Para pemain mereka bermain cukup disiplin mengikuti instruksi pelatih. Dan nampak pada pertandingan kemarin tim Indonesia kesulitan menembus pertahanan Myanmar.
Ini memang baru pertandingan awal bagi Indonesia. Dan skor 1 poin sangat berharga untuk menjalani pertandingan berikutnya. Tim "Garuda Asia" Indonesia U-15 masih dapat berkembang lebih baik lagi karena pada dasarnya mereka memiliki kemampuan individu yang sudah lebih dari cukup untuk bersaing di kompetisi ini. Tinggal mengasah mental dan kolektifitas permainan serta kerja keras dari seluruh punggawa timnas Garuda Asia.
Terbang tinggi "Garuda Asia"! Kami selalu mendukungmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H