Mohon tunggu...
Joe Frigerio Wassa
Joe Frigerio Wassa Mohon Tunggu... Seniman - Penyuka Sepakbola

Suka Musik dan Olahraga serta jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Film

Son of GOD

9 April 2023   00:30 Diperbarui: 9 April 2023   00:56 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kehadiran Son of God memberikan dampak pada kehidupan sosial Bangsa Yahudi kala itu. Ajaran-ajaran dari Kitab Taurat disempurnakan melalui perjalanan penuh cinta dan kebenaran seorang Anak Manusia dengan mengajarkan sesuatu yang baru dan terasa penuh damai dan membawa harapan. 

Dalam waktu yang singkat, Ia mulai dikenal dan makin hari makin banyak para pengikut-Nya karena perbuatan-perbuatan ajaib dan penuh Cinta Kasih. Bangsa Yahudi mulai meyakini bahwa inilah Mesias yang akan menyelamatkan mereka dari penjajahan Bangsa Romawi. Tetapi Son of God tahu bahwa karya-Nya jauh lebih besar dan mulia dari sekedar kerajaan dunia. Ia pun memilih menyingkir dari permintaan masyarakat Yahudi yang meminta Ia menjadi Raja dan memimpin mereka mengalahkan Bangsa Romawi.

Walau demikian, para pemuka agama Yahudi tidak senang dan tidak sependapat dengan masyarakat. Mereka merasa bahwa kehadiran Yesus dinilai sebagai pemberontak yang merusak tatanan nilai-nilai religius yang selama ini ditaati oleh mereka. Yesus dianggap sebagai orang yang melakukan penistaan terhadap kepercayaan Bangsa Yahudi. Yesus dianggap orang yang membawa malapetaka bagi Bangsa Yahudi karena telah menghina aturan-aturan baku dari Kitab Taurat yang selama ini dipegang teguh dan ditaati. Yesus bahkan dianggap sebagai seorang gila yang memiliki kekuasaan gelap dan telah mempermainkan dan menghujat Allah.

Tetapi firman yang ada tertulis dalam kitab Taurat mereka harus digenapi: Mereka membenci Aku tanpa alasan. (TB Yoh 15:25)

Bangsa Yahudi terbelah. Ada yang menganggap Yesus sebagai Son of God. Sedangkan yang lain menganggapnya orang jahat yang menghujat. Berbagai kepentingan  pun ikut larut dalam kisah penyaliban Yesus sebagai hukuman tanpa alasan.

Kepentingan para pemuka agama Yahudi bertaut dengan kepentingan Bangsa Romawi yang sedang berkuasa atas Bangsa Yahudi, juga bertalian dengan kepentingan penguasa Bangsa Yahudi yang sangat ambisius untuk menjadi Kaisar atau paling tidak dipercaya sebagai Gubernur dalam penjajahan Bangsa Romawi. Ketiga kepentingan ini saling mengikat satu sama lain untuk kemudian menjadi kekuatan Imam Agung untuk membuat sebuah saksi dusta agar bisa menjerat Yesus kedalam hukuman mati.

videocapture-20230408-115715-643196ceeb51ce42c8294c32.jpg
videocapture-20230408-115715-643196ceeb51ce42c8294c32.jpg
Rencana Imam Agung menjadi sempurna manakala salah satu murid Yesus, Yudas Iskariot menjadi pengkhianat dengan bayaran 30 keping perak.

dan Kayafaslah yang telah menasihatkan orang-orang Yahudi: “Adalah lebih berguna jika satu orang mati untuk seluruh bangsa.” Maka kata Pilatus kepada-Nya: “Jadi Engkau adalah raja?” Jawab Yesus: “Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.” (TB Yoh 18:14,37)

Penyiksaan dan penyaliban Yesus terjadi. Kayafas berdalih kepada Pilatus bahwa bila tidak menghukum-Nya, akan muncul pemberontakan karena Ia telah diproklamirkan para pendukung-Nya sebagai Mesias atau Raja Orang Yahudi. Padahal kami sangat setia dengan Kaisar Romawi.

videocapture-20230408-120458-643198c3eb51ce0e174d00f3.jpg
videocapture-20230408-120458-643198c3eb51ce0e174d00f3.jpg
Son of God disiksa, dihina, dicambuk, diludahi dicaci maki, diolok-olok, bahkan ditelanjangi. Ia tetap taat pada kehendak Bapa," Biarlah Cawan ini berlalu dari padaKU tetapi bukan karena kehendakKU melainkan karena kehendakMU."

videocapture-20230408-115802-6431987708a8b5396f02c822.jpg
videocapture-20230408-115802-6431987708a8b5396f02c822.jpg
Dalam penderitaan hebat  yang Ia alami.Son of God, Yesus tidak sedikit pun melakukan perlawanan. Ia bagaikan seekor anak domba yang digiring ke pembantaian. Bahkan di tengah penderitaan itu, Ia masih sempat menyatakan kepada para wanita Yahudi yang menangisiNYa untuk jangan tangisi diriNya tetapi tangisilah anak cucumu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun