Mohon tunggu...
Mbah OONE
Mbah OONE Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

Wong Biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Takdir Seorang Penista

23 November 2016   08:49 Diperbarui: 23 November 2016   09:14 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Salam Kompasiana dimana saja berada..........

Semua orang di dunia ini punya jalan hidup sendiri-sendiri yang diberikan Tuhan dan itu yang sering orang katakan dengan Takdir, kebanyakan orang paham dan mengamini bahwa semua manusia dimuka bumi ini tidak dapat melepaskan dirinya dari takdir Tuhan. Karena itu ketika seseorang mengalami masalah atau terjadi kemalangan sampai merengut nyawa orang tersebut maka masyarakat selalu berbicara "Ya...........sudah memang sudah takdirnya seperti itu mau apa lagi ?"

Menurut Wikipedia.org "Takdir" mengandung pengertian

Umat Islam memahami takdir sebagai bagian dari tanda kekuasaan Tuhan yang harus diimani sebagaimana dikenal dalam Rukun Iman. Penjelasan tentang takdir hanya dapat dipelajari dari informasi Tuhan, yaitu informasi Allah melalui Al Quran dan Al Hadits. Secara keilmuan umat Islam dengan sederhana telah mengartikan takdir sebagai segala sesuatu yang sudah terjadi.

Untuk memahami konsep takdir, jadi umat Islam tidak dapat melepaskan diri dari dua dimensi pemahaman takdir. Kedua dimensi dimaksud ialah dimensi ketuhanan dan dimensi kemanusiaan.

Dalam Kamus Bahasa Indonesia arti Seorang adalah manusia tunggal atau manusia sendirian yang melakukan sesuatu atau tidak zamak (beberapa orang) tapi hanya satu orang yang mewakilinya. 

Penista menurut KBBI berasal dari kata nista yaitu rendah, hina, aib, cela, noda atau perbuatan yang tidak enak di dengar yang tidak bisa terhapuskan lagi dan kalau di tambah awalan pe mengandung arti orang yang melakukan perbuatan menodai, mencela, merendahkan atau menghina.

Kalau di rangkum akan mengandung arti jalan hidup manusia yang melakukan perbuatan menodai, mencela, merendahkan atau menghina, jadi menurut KBBI dan menurut Wikipedia.org kita bisa mendapatkan gambaran yang cukup jelas bahwa menurut pendapat banyak masyarakat bahwa jalan hidup seorang penista itu sangat tidak baik dan tidak dibenarkan oleh agama dan pemerintah sehingga hal ini harus dijauhkan dari masyarakat.

Apakah ini juga termasuk seorang penista ?

Suatu hari beberapa masyarakat kumpul-kumpul di perempatan kampung dan mereka asik ngobrol suatu ketika Ali (nama samaran) berucap "Mangga belakang rumah sudah besar ora ono uwohe (tidak berbuah), lalu Amat (nama samaran) menimpali "Kalau ingin uwoh (berbuah) sana di tanam sebelahnya Masjid kan nanti uwohe (buahnya) banyak". 

Menurut pembicaraan dua orang ini maka sebenarnya terjadi penistaan yaitu oleh Amat karena dia dengan sengaja mengejek Ali, kalau ingin banyak buahnya, mangga milik Ali disuruh di tanam disebelah Masjid saja karena setiap hari pasti awoh (berbuah) padahal yang di maksud Amat adalah Allah Allah (awoh awoh).

Ya..........itulah Takdir bahwa Ahok bukan Amat dan Amat juga bukan Ahok, kalau Amat tidak dikatakan penista karena takdir Amat tidak sama dengan takdirnya Ahok. Maka jelas sekali uraian diatas bahwa Takdir adalah hubungannya dengan Tuhan dan kehidupan manusia yang tidak mungkin dapat dipisahkan.

Kalau kita ingin jujur seorang penista setiap hari di sekitar kita tak terhitung jumlahnya walau secara sengaja maupun tidak, kadang-kadang kita semua malah tertawa bersama-sama ketika ada salah satu teman kita sebenarnya menistakan sesuatu dan itu menjadi lelucon yang sangat menghibur bagi kita semua (masyarakat). Sebenarnya seseorang dkatakan melakukan penistaan atau tidak yang tahu adalah orang itu sendiri dan teman-teman atau kelompok yang saat itu bersama-sama dengan dia.

Kalau sampai ada kelompok lain atau orang lain yang mengatakan kalau itu suatu penistaan berarti Takdir bukan lagi ditentukan Tuhan, tetapi Takdir hanya ditentukan oleh manusia, karena keputusan manusia lebih dominan daripada Tuhan didalamnya. Ada sesuatu yang harus diluruskan memang bahwa sekarang ini banyak masyarakat yang ikut membuat takdir atas seseorang, padahal takdir itu harusnya milik Tuhan, karena yang tahu sesuatu itu benar atau salah tentang pikiran dan hati itu hanya Tuhan semata.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun