Ya..........itulah Takdir bahwa Ahok bukan Amat dan Amat juga bukan Ahok, kalau Amat tidak dikatakan penista karena takdir Amat tidak sama dengan takdirnya Ahok. Maka jelas sekali uraian diatas bahwa Takdir adalah hubungannya dengan Tuhan dan kehidupan manusia yang tidak mungkin dapat dipisahkan.
Kalau kita ingin jujur seorang penista setiap hari di sekitar kita tak terhitung jumlahnya walau secara sengaja maupun tidak, kadang-kadang kita semua malah tertawa bersama-sama ketika ada salah satu teman kita sebenarnya menistakan sesuatu dan itu menjadi lelucon yang sangat menghibur bagi kita semua (masyarakat). Sebenarnya seseorang dkatakan melakukan penistaan atau tidak yang tahu adalah orang itu sendiri dan teman-teman atau kelompok yang saat itu bersama-sama dengan dia.
Kalau sampai ada kelompok lain atau orang lain yang mengatakan kalau itu suatu penistaan berarti Takdir bukan lagi ditentukan Tuhan, tetapi Takdir hanya ditentukan oleh manusia, karena keputusan manusia lebih dominan daripada Tuhan didalamnya. Ada sesuatu yang harus diluruskan memang bahwa sekarang ini banyak masyarakat yang ikut membuat takdir atas seseorang, padahal takdir itu harusnya milik Tuhan, karena yang tahu sesuatu itu benar atau salah tentang pikiran dan hati itu hanya Tuhan semata.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H