dingin. ada namun sudah beku membatu.
di mana? di antara pajangan buangan.
lagi patung patung berjejer manjadi penghalang, waktu menerorkan roman canda
menghilang dibalik keremangan kesucian yang bangga di gadaikan.
semua demi sesuap rasa kenyang.
curahan hati para makluk gunung, ramai pekiknya, damai impinya, adil sabdanya.
lari semakin berlari semakin tak bersembunyi.
dulu dulu sekali, aku berpikir. andai kotaku ini rimba belantara.
sungguh hebat para leluhurku.
meratakanya, membangunya, merawatnya, tanpa menyakitinya.
tak ada tanah becek yang panas tiada henti beronani dengan asap penuh bisa.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!