Bekerja dengan penuh tanggung jawab karena selalu diawasi Allah, Rasul dan masyarakat (QS. At Taubah: 105)
Sederhana dan tidak berlebih-lebihan (QS. Al A'raaf: 13, Al Israa': 29, Al Furqaan: 67, dan Ar Rahman: 7-7)
Rajin dan bekerja keras (QS. Al Jumu'ah: 10)
Disiplin (QS. Al Hasyr: 7)
Hati-hati dalam bertindak dan mengambil keputusan (QS> Al Hujurat: 6)
Berlomba-lomba dalam kebaikan (QS. Al Baqarah: 148, Al Maidah: 48)
Jujur dan dapat dipercaya (QS. An Nisa': 58, Al Baqarah: 283, Al Mu'minun: 8)
Etos kerja dan semangat seorang muslim sangat tinggi, serta tidak pernah berputus asa karena Allah melarang hal itu. Dalam suatu hadist (riwayat Ahmad) Rasulullah SAW telah bersabda: "Apabila salah seorang kamu menghadapi kiamat sementara di tangannya masih ada benih hendaklah ia tanam benih itu".
Demikianlah, Islam memiliki ajaran yang menjunjung tinggi nilai dasar kerja dan mendorong umatnya bersikap profesional. Sejarah membuktikan tatkala masyarakat Barat dan Eropa menempatkan kelas pendeta dan militer pada kedudukan tinggi, Islam justru menghargai orang-orang berilmu, para pedagang, petani, tukang, dan pengarajin. Sebagai manusia biasa, mereka tidak diunggulkan dari yang lain, karena Islam menganut nilai persamaan diantara sesama manusia. Ketinggian derajat manusia semata-mata diukur
Islam dan jabatan
Tidak diragukan lagi Islam adalah agama paripurna. Dengan kesempurnaannya Islam memproklamirkan dirinya sebagai rahmatan lilalamin. Bukan saja bagi manusia, bahkan bagi semesta. Salah satu makna dari kata Islam adalah keselamatan. Keselamatan di dunia dan keselamatan di akhirat. Keselamatan adalah perangkat kebahagiaan. Intinya Islam menjamin kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat.
Allah Swt berfirman, "Dan diantara mereka ada yang berdoa Ya Tuhan Kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa nereka." (Al-Baqarah: 201).