“Ke mana ?”
“Ke mana saja. Ayo...”
Jalanan yang rusak menyisahkan genangan air hujan yang terjebak di dalamnya. Panas matahari akan menguapkan dan membebaskan mereka kembali ke langit. Kumpulan air yang beruntung, tidak seperti perasaan ku yang masih terus terkurung oleh ketakutan. Pinggiran jalan mulai menghijau. Tunas-tunas baru tumbuh dari dalam bumi. Hujan tak seburuk yang dikeluhkan orang. Hujan membuat manusia harus berlindung dan merasa terpenjara tapi pada saat yang sama ia menumbuhkan tunas-tunas hijau dari dalam bumi dan menjaganya beberapa hari hingga cukup kuat menahan langkah manusia yang menginjaknya.
“La, kamu tahu tidak apa yang lebih indah dari pelangi ?”
“Aku ? hehehehe”
“Iya, kamu... Kepedean kamu, hehehe. Coba kamu lihat itu”
Sejenak kita melupakan pelangi. Tunas-tunas hijau itu tampak biasa bagi mu. Tunas hijau itu mungkin seperti aku di mata mu.
“Kau ingatkan apa yang sering kau katakan tentang pelangi ?”