Mohon tunggu...
Joe Putra Lensa
Joe Putra Lensa Mohon Tunggu... -

menyapa dunia dengan lensa...\r\nyang menderita, terkadang hanya dipandang sebelah mata..\r\ndengan lensa, semua bisa merasakan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Malaikat Penghuni Neraka (Praktik Perdukunan)

21 Maret 2012   13:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:39 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Itu ilmu hitam” kata pak kyai dengan singkat

Pak Bima terkejut dan kaget mendengar pernyataan pak kyai yang mengejutkan.

“Maksudnya pak kyai????” tanya pak Bima dengan penasaran

“Iya,,sebelum saya masuk ke rumah pak Bima,saya sudah merasakan dan dapat saya lihat dimana tempat sumbernya” ucap kyai husein sambil menganggukkan kepala

“Barang tersebut ditanam oleh orang lain untuk menyakiti, sebenarnya barang tersebut untuk menyakiti anda sebagai kepala keluarga,,bukan istri anda,,tetapi takdir berkata lain”kata pak kyai bercerita.

Mendengar pernyataan kyai husein,pak Bima pun hanya bisa menyesali perbuatan orang yang tega menyakiti  keluarga mereka. Sebelum kyai husein kembali, kyai husein berniat memusnahkan barang yang ditanam dikolong rumahnya. Pak kyai tidak mau ada korban lagi akibat guna-guna tersebut.

Kekayaan, pangkat ,sampai pada sifat seseorang masih saja ada orang yang tidak suka. Setelah pak Bima menjadi camat, semua itu terjadi. Rasa iri dan dengki muncul di hati orang-orang yang tidak beriman.

kini keluarga pak Bima kembali seperti biasanya, pak Bima,  Dafa, dan Aina telah mengikhlaskan kepergian bu Nurjannah. Walaupun telah terungkap siapa yang tega menanam barang yang menjadi sarang setan tersebut, pak Bima tidak merasa dendam bahkan benci

dengan orang tersebut. Dalam do’a, pak bima hanya meminta ketenangan istri tersayangnya dialam sana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun