hari demi hari di lalui bu Nurjannah dengan memanjatkan do’a kepada yang maha kuasa di atas tempat tidurnya. Walaupun kondisi bu Nurjannah kini semakin memburuk, bu Nurjannah selalu tersenyum dengan apa yang dia rasakan sekarang. Sampai pada akhirnya bu Nurjannah pun mengalami kelumpuhan, sehingga bu Nurjannah tidak bisa berjalan dengan sempurna.
Pak Hasyim, adik dari pak Bima menyampaikan kepada pak Bima supaya bu Nurjannah di obat secara tradisional, dengan kata lain memakai paranormal untuk mengobati bu nurjannah. Setelah pak bima setuju dengan pernyataan pak Hasyim tersebut, tanpa fikir panjang pak Hasyim langsung menghubungi kerabatnya diluar kota untuk mencari paranormal untuk penyembuha bu Nurjannah.
Keesokan harinya, seorang berjubah seperti pakaian para wali ini datang dengan diantar kerabat pak Hasyim. Sebelum kyai husein masuk ke rumah, kyai Husein memejamkan mata seperti ada yang tidak beres dirumah keluarga pak Bima ini. Setelah memanjatkan beberapa do’a, kyai husein masuk dan mengucapkan salam kepada bu Nurjannah.
“assalamualaikumwarohmatullahi’wabarokatu”ucap kyai dengan merdu sambil duduk disamping bu Nurjannah
“wa’alaikumsalam’warohmatullahiwabarokatu” jawab bu Nurjannah sambil memejamkan mata dan tersenyum.
“Apa yang ibu rasakan?”tanya kyai kepada bu Nurjannah
Bu Nurjannah tetap tersenyum dan mata terpejam
“Ibu!!! Apa yang ibu rasakan”sekali lagi kyai bertanya kepada bu Nurjannah
“ Ibu!!!apa ibu mendengarkan saya”tanya kyai dengan nada suara lebih tinggi.
Kyai husein memejamkan mata dan memanjatkan beberapa do’a sambil tangan kiri memegang telapak tangan bu Nurjannah dan tangan sebelah kanan tasbih indah berwarna hitam. Kyai husein mencoba memegang tangan dan memeriksa urat nadi bu Nurjannah.
dengan perlahan kyai husein meletakkan tangan kiri bu Nurjannah ke atas perut, kemudian giliran tangan kanan bu nurjannah yang diletakkan diatas perut, seperti posisi orang sholat.