Dialog ria membuat tak sadar waktu berdetak begitu cepat seperti pergerakan Jeje untuk Waisya, cepat. Jeje mengantar Waisya pulang setelah bertemu pemilik Coffee shop itu. Wanita dapat, pekerjaan pun dapat. Hari yang sangat beruntung bagi Jeje muda.
Dua tahun dilewati jadi barista dan juga menjadi tambatan hati Waisya. Hari-harinya mulai diselingi dengan canda bahagia dengan kebenaran bahwa ia jadi tukang kopi tapi tidak keliling.Â
Suatu siang Jeje muda sedang berjaga, datang seorang formal duduk memesan espresso. Dari tampangnya ia tau bahwa itu bukan sembarang orang. Dengan modal keberanian yang tinggi ia mengajak orang tersebut bicara sampai akhirnya Jeje muda mendapatkan jalan menuju orang besar.Â
Septono namanya, orang biasa yang sedang mencari bakat muda untuk bekerja di perusahaan bergengsi. Teringat orang tuanya, ia kembali kerumahnya (surganya) kali ini.Â
Mendengar kabarnya, kebahagiaan terpancar jelas diwajah keduanya. Doa dipanjatkan untuk anaknya tercinta, semangat ditingkatkan untuk membuktikan kepada orang tua terkasih. Berujung manis, Jeje muda disumpah oleh Presiden menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga berkat dedikasi dan kegigihannya.
"Sudah sampai pa" Septono menyadarkan lamunannya. Bergegas turun, melangkah cepat menuju kamar. Waisya sedang tidur, Jeje mencium keningnya untuk kesekian kali sambil berucap "terima kasih sayang, terima kasih tuhan."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H