Mohon tunggu...
Johan Saputro
Johan Saputro Mohon Tunggu... Lainnya - Pranata Humas Pemkab Grobogan

Alumni Mahasiswa Ilmu Komukasi UIN Suka--Yogyakarta. Pengagum pemikiran Cak Nur, Gus Dur dan Cak Nun. Masih tahap proses pencarian, pemaknaan tentang "hening". Belajar mengerti, memahami dan menghayati "hening", karna dalam "hening" Aku ada.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Senjakala Kisah Kasih di Kala Senja

7 Februari 2016   18:35 Diperbarui: 7 Februari 2016   19:07 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Jon, kita tahu di banyak kesempatan yang pernah kita lalui, dan yang akan kita lalui, tentulah kita sering dihadapkan pada pilihan yang kita sungguh tak bisa berbuat apa-apa lagi. Kita hanya diberikan pilihan untuk menjalaninya dengan penuh keterpaksaan yang begitu memberatkan. Ya.. Jon, kadang hidup memang sering tidak adil, dan kita sekarang merasakannya..”, ungkap Diandra dengan nada yang begitu getir.

“Aku sayang kamu Jon, maafkan aku..”, kata Diandra lirih sembari menyeka sudut-sudut matanya yang mulai basah. Untuk beberapa saat ia menyandarkan kepalanya di bahuku, sejenak kemudian ia beranjak pergi, meninggalkanku dengan salam perpisahan yang begitu sempurna mengoyakku.

Aku ingin menggenggamnya. Aku ingin mengejarnya. Namun, aku hanya duduk terdiam, termangu, membeku, dan kemudian pecah terhempas bersama butiran debu.

Sore itu, di taman di bawah jalan layang di kawasan palang pintu perlintasan kereta stasiun Lempuyangan Yogyakarta tampak begitu ramai. Terlihat ada sekumpulan anak muda yang sedang belajar seni fotografi, sejumlah pedagang bakso bakar, sekelompok anak-anak muda yang hanya duduk-duduk bercerita, dan ada juga beberapa keluarga yang bermain dan bercengkerama menghabiskan sore harinya dengan anaknya yang masih berusia balita hanya untuk sekadar memandangi sesekali dua kali kereta yang melintas.  Semuanya tampak begitu ramai dan cerah, hanya saja pembicaraan yang terjadi antara Diandra dan diriku itu telah membuat banyak hal menjadi begitu sepi dan hening. Keheningan menikamku dengan sadis lagi beringas. Seolah ia merasa telah menjadi penguasa atas diriku sepenuhnya.

***

Banyak hal-hal yang terjadi bertahun-tahun lalu tapi seakan-akan masih belum lama terjadi. Ia masih terasa begitu segar diingatan, dan banyak peristiwa yang belum lama terjadi tapi kelihatannya sudah begitu lama sekali terjadi, dan begitu mudahnya memudar diingatan.

Tak terasa sudah lebih dari 1000 hari berlalu sejak pembicaraan kita di sore, di taman di bawah jalan layang di kawasan palang pintu stasiun Lempuyangan Yogyakarta itu. Namun,  peristiwa itu masih begitu segar sekali untuk ku kenangkan, bahkan hingga detail-detailnya. Dan kini usiaku sudah masuki angka 26. Sudah ada beberapa kisah lain yang pernah ku coba ku jalani. Namun nyatanya sejauh dan seserius apapun kisah yang ku jalani itu, segalanya akan menjadi berantakan bila aku terkenang atasmu.

Diandra, pernahkah kau mendengar orang-orang berkata bahwa akan ada seseorang yang datang menghampiri hatimu, ada yang sekadar menyapa, ada yang benar-benar tinggal, dan sejenak kemudian ia pergi dari hidupmu dengan membawa separuh hatimu. Diandra, barangkali mereka memang benar, kau pun pergi, dan kau bahkan membawa lebih dari separuh hatiku. Dan sungguh aku tidak tahu kenangan bersamamu sampai kapan akan menemu kata selesai mewarnai hari-hariku. Aku tidak tahu entah sampai kapan aku bisa beranjak dari semua ini: sehari, sebulan, setahun, sewindu, entahlah..

If one day you wake up and find that you're missing me
And your heart starts to wonder where on this earth I could be
Thinking maybe you'll come back here to the place that we'd meet
And you'll see me waiting for you on the corner of the street

I’m not moving.. I’m not moving

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun