Partai politik dan sebuah perusahaan bisa dikatakan serupa tapi tak sama. Dalam bahasa Dahlan ada 10 persen yang baik, 10 persen buruk sisanya ikut saja ke arah mana angin berhembus. Menurut Dahlan 10 persen yang baik ini harus terus didorong agar tampil ke depan, nanti juga yang 80 persen pada akhirnya akan mengikuti. Mungkin konsep ini pula yang akan diterapkan Dahlan dalam membenahi Demokrat.
Tetapi juga perlu diingat, tidak seperti kewenangan Dahlan sebagai meneg BUMN yang punya otoritas penuh mengganti kapan saja jajaran direksinya, menata dan membenahi sebuah partai ada mekanismenya tersendiri. Kita akan melihat bagaimana nanti Dahlan mampu menjadikan Demokrat sebagai partai moderen yang bersih. Entah seperti apa langkah langkah yang dia lakukan yang jelas tugas negara di atas segalanya. Urusan membenahi Demokrat Dahlan tentu sudah mengantongi cara dan mekanisme tersendiri.
Yang jelas hanya tokoh tokoh yang cakap dan kredible yang boleh masuk dalam jajaran kepengurusan partai. Bagi Dahlan nepotisme hanya dibolehkan dalam dunia bisnis keluarga sebagaimana dia mengangkat Azrul Ananda sebagai penerusnya di bisnis media. Tak ada toleransi nepotisme dalam dunia politik. Itu prinsip bagi Dahlan.
Kelak kita akan disuguhi bagaimana komunikasi politik tingkat tinggi antara Dahlan dan SBY. Dahlan memang sangat hormat kepada SBY. Prinsip Dahlan pemimpin yang baik dulunya adalah bawahan yang baik. Dan bila bawahan yang baik ini sudah lulus dia akan naik jadi pemimpin yang baik pula. Dan pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa hormat sekaligus tegas meski kepada mantan pemimpinnya, siapapun dia.
(Salam)