Mohon tunggu...
zainudin zen
zainudin zen Mohon Tunggu... karyawan swasta -

senantiasa bersyukur atas semua yang ada

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Lubang BBM untuk Si Keledai Bodoh

20 November 2014   22:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:17 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasti dari jutaan rakyat Indonesia, ada juga yang sudah berpikiran seperti Dahlan. Mengembangkan energi terbarukan seperti panas bumi, listrik dan angin sebagai pengganti bahan bakar fosil. Tetapi tentu yang dibutuhkan adalah palu kekuasaan seorang pejabat negara agar ide ide itu bisa diwujudkan dan dilaksanakan.

Energi listrik, panas bumi, angin, dan arus laut memang mudah diomongkan tapi implementasinya di lapangan tidak semudah membalik telapak tangan. Ada banyak faktor mulai dari good will pemerintah, hitung hitungan ekonomi dan birokrasi.

Faktanya mobil listrik Dahlan mandeg sekian lama di kemenristek tanpa ada kejelasan. Investor pun tidak ada yang mau masuk dalam panas bumi bila tidak ada tax ratio dan nilai IRRnya rendah.

Maka bila Jokowi memang benar mengaku bahwa dirinya adalah ”kembaran” Dahlan, kasus kasus seperti ini harus segera dituntaskan. Sampai saat ini kita belum mendengar ”Wow Faktor” dari Presiden soal energi terbarukan ini. Publik dan media baru sebatas menikmati cara jualan presiden yang seperti sales profesional di KTT APEC kemarin. Tidak jelek tapi juga tidak wah banget.

Dalam lima sampai sepuluh tahun ke depan BBM memang masih jadi isu hangat yang mendominasi. Siapapun presidennya ini fakta yang tidak bisa dipungkiri.

Dengan lifting minyak nasional yang semakin menurun pemerintah harus segera menemukan revolusi kebijakan sebagai road map atau cetak biru mau kemana energi bangsa ini dikelola. Tetap bersandar pada BBM atau mencari sumber lainnya yang lebih murah dan mudah didapat.

Sulit memang tapi tidak mustahil untuk diwujudkan. Kelak anak cucu kita akan menjadi saksi apakah mereka nanti masih terperosok dalam lubang BBM yang sama yang dulu juga menjerat nenek moyangnya atau mereka sudah berlari kencang dengan mobil listrik warisan kita sekarang.

Bukankah keledai juga tak ingin di sebut bodoh dan terperosok di lubang yang sama hingga berkali kali....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun