"Lama tidak berjumpa, Eris, sang dewi perselisihan."
      "Sangat tidak terduga. Kairos, Chronos, dan Aion, tiga sosok dewa waktu menghentikan permainanku."
      "Bukan kami, tetapi Ponixlah pahlawannya. Segera juga, lepaskan kutukan yang kau letakkan pada Mei, atau kau akan rehat dari semesta ini."
      "Benar juga. Kutukanku tidak akan mempan melawan kekuatan mahadahsyat kalian."
Eris mengalah, karena jika tidak dia akan dikurung di 'penjara waktu' mereka. Dia melepaskan kutukannya, lalu semua tentang Eris telah lenyap. Seketika waktu telah kembali normal. Ponix berhasil menjadi pahlawan hari ini.
Sepuluh tahun berlalu, Ponix menepati janjinya. Kini, realita yang dicapainya melebihi impian yang dia impikan dahulu, namun hal itu tidak mematahkan karakteristik sempurna yang telah diemban olehnya. Malam ini, Ponix dan Mei menikmati sajian malam di kafe 'Time Trio' dengan menggunakan tiket promo pemberian Mei sewaktu di sekolah.
      "Cepat hitung semuanya, Teman!" sapa Ponix kepada Chronos.
      "Laksanakan, Mayor Ponix!" Kali ini Chronos, saudara kami, tersenyum.
Sekalipun aku, Kairos, dan Chronos adalah dewa waktu yang tidak perlu disembah, kami selalu membenahi dimensi waktu kalian agar takdir dan impian segenap makhluk hidup tetap stabil dan memiliki arti bagi sekitarnya. Akhir kata dariku. Salam hangat. Aion.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H