Yack ! Baunya sungguh ingin membuat mual. Dia pasti tidak pernah mencuci rambut, tebak Elang kesal.
Ternyata paviliun (J) sangat ramai pengunjung. Musik No Age mengalun pelan menghipnosis pengunjung yang sedang menikmati peragaan busana di udara. Ada 4 model berlenggak-lenggok di jembatan gantung transparan, antara lain Rokurokubi, monster wanita dengan leher yang panjang dan fleksibel. Hitotsume-Kozou, goblin bermata satu ditengah kepala, Yuki Onna – hantu wanita salju. Funa Yuurei, hantu lautan. Dibawah jembatan, Zashiki Warashi, hantu berwujud anak kecil memamerkan atraksi yamakasi, mirip parkour. Dia melompat kesana kemari lalu bergelantungan sambil menjilati gulali.
“Jadi ini bento untuk makan malamku, Onryou ?”tanya pemilik suara serak dibalik masker mencegat mereka. Matanya menyala merah.
Onryou mengangguk hopeless. Aduh, sial ! Bakal puasa malam ini. Dia terpaksa menyerahkan korban karena tidak ingin berurusan dengan hantu Kuchisake-onna.
“Apakah saya cantik ?”begitulah ia selalu bertanya bila bertemu korban.
Merpati berdiri kaku. Lari adalah pesan terkuat yang di kirim ke otaknya.
Dia bersiap-siap ambil langkah seribu, tapi Elang segera mencegahnya. Lari hanya akan memperparah keadaan.
“Iya, kamu cantik.”jawab Elang
Elang tahu bila korban menjawab “iya”, Kuchisake-onna akan membuka maskernya.
“Bahkan seperti ini ?” tanya Kuchisake-Onna memperlihatkan mulutnya yang robek hingga ke telinga untuk membuat takut si korban. Saat korban merasa terkejut dan takut, ia akan membunuhnya dengan gunting. Merobek-robek mulut korban hingga serupa dengannya.
“Iya, kamu tetap terlihat cantik meski tanpa masker.”