Dilihat dari istilahnya saja: hybrid journalism (jurnalisme hibrida). Kalau diibaratkan tanaman lokal apabila disilangkan atau digabungkan dengan tanaman bibit unggul, hasilnya disebut hibrida.
Saya sendiri sebagai orang awam atau termasuk "kompasianer musiman" selalu belajar dan terus belajar, berkolaborasi alias bergabung dalam konektivitas dengan kompasianer yang lebih mumpuni, lebih produktif, supaya menambah pengayaan wawasan, biar tidak "seperti katak dalam tempurung."
Nah pastinya lagi, menggauli Kompasiana tidaklah cukup sebatas berkolaborasi. Lebih dari itu yang perlu dipikirkan: Apakah Kompasiana, sebagai rumah bersama ini masih akan terus berkelanjutan?
Seperti sering disebut bahwa keberadaan organisasi/lembaga merupakan kumpulan dari berbagai unsur yang saling terkait dan berinteraksi (dalam sistem) kemudian menghasilkan output -- maka keberadaan Kompasiana juga demikian.
Di samping secara normatif para kompasianer perlu menaati syarat dan ketentuan yang berlaku, menghormati kebijakan redaksi/admin sebagaimana lazimnya dalam lembaga komunikasi/media di manapun, dan ini merupakan langkah awal bilamana relationship tetap terbangun antara pengelola media dengan user/membernya.
Dari sisi kelembagaan sesungguhnya nampak bahwa para awak Kompasiana terus berbenah, mulai dari langkah mengakomodasi kepentingan termasuk kompasianer dengan beragam aspirasinya, tak terkecuali juga mampu menjembatani kecenderungan benturan di lingkup internal melalui pendekatan manajemen konflik yang ciamik.
Demikian halnya di era disrupsipun medium ini telah mampu beradaptasi, menyesuaikan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sehingga tak lekang digilas zaman.
Itu semua merupakan bagian dari upaya agar beyond bloging ini tetap eksis, berkelanjutan disusul kreativitas lain, termasuk hadirnya tampilan info advertorial/iklan yang turut menunjang keberlangsungan blog kroyokan ini melangkah ke depan.
Tak pelak lagi bilamana kita (para kompasianer) bisa memahami sekaligus menyadari dan berjalan sesuai fungsi serta peran masing-masing -- maka harmonisasi semakin terbangun yang pada gilirannya komunikasi organisasi berlangsung sesuai harapan, tidak akan goyah di tengah persaingan media yang kini cenderung semakin ketat.
Rasa memiliki (sense of belonging) merupakan bagian perekat yang perlu mendapat atensi bersama. Kemauan dan kemampuan menjadikan rumah bersama sekaligus sebagai milik bersama -- akan memberikan andil terhadap keberlangsungan Kompasiana dalam jangka panjang.
Salah satu implementasinya yaitu betapa perlunya kita mengapresiasi aktivitas di lingkup Kompasiana. Baik berupa apresiasi kinestetik (secara langsung menaruh minat pada karya seseorang/lembaga) biasanya dilakukan secara offline misalnya di acara Kompasiana Nangkring, Kompasianival atau aktivitas sejenis yang digelar sesuai agendanya.